Ditantang Naik Transportasi Umum, Wakil Ketua MPR Ngeles

Published:

Mendorong pejabat naik transportasi umum seperti warga biasa kayaknya jadi pekerjaan yang sia-sia ya. Ada aja alasan mereka untuk menghindar, alias ngeles. Ini, misalnya, yang pernah dilontarkan Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, pada 31 Januari lalu.

Politikus PKS itu bilang nggak masalah naik transportasi umum. Tapi dia mempertanyakan kesiapan transportasi umum di Jakarta yang accessable. “Anda lihat sekarang, ke sini (Gedung DPR-MPR), transportasi umumnya dari mana?”, katanya. “Kalau mau rapat, terus semuanya telat, nanti di-bully lagi ‘itu pada telat’,” lanjutnya.

Apa yang dilontarkan Hidayat itu langsung viral dan dikecam netizen di berbagai platform. “Lu gabakal telat kalo lu berangkat 4/3 jam lebih awal sama kaya rakyat lo inii. **Faklaah**,” komen seorang netizen. “Tak keberatan kalau fasilitas sudah siap? ya itu justru pejabat suruh rasain naik transum biar kalau rapat jadi kebijakan yang prioritas,” kata netizen lain.

Usulan pejabat naik transportasi umum datang dari Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Tory Damantoro. Kata Tory, transportasi umum di Jakarta udah memadai banget. Karena itu, pejabat nggak perlu lagi pake mobil dinas mewah apalagi dikawal patwal buat ke kantor. Usulan itu disampaikan Tory gara-gara ada insiden petugas patwal mobil plat RI 36 yang arogan.

FYI, peristiwa ini terjadi pada awal Januari lalu di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Dalam rekaman video amatir yang tersebar, awalnya terlihat mobil dinas milik Raffi Ahmad, Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, itu menerobos kemacetan dengan pengawalan anggota TNI AL. Anggota Patwal kemudian terlihat menunjuk-nunjuk sopir taksi Alphard yang juga sedang melintas dengan sikap arogan.

Netizen marah dengan aksi patwal itu. Belakangan Raffi mengaku nggak berada di mobil saat itu. Apa yang disampaikan Hidayat soal kesiapan transportasi umum di Jakarta menunjukkan ketidaktahuannya. Padahal dia mantan Calon Gubernur Jakarta dan elite partai pendukung Anies Baswedan sebagai Gubernur Jakarta.

Menurut Tory, semua transportasi umum di Jakarta saat ini sudah mudah diakses. Transportasi umumnya pun lengkap: ada ojek, bajaj, Jak Linko, TransJakarta, KRL, LRT, sampe MRT. Makanya, Tory minta pejabat publik jadi pelopor naik transportasi umum. Minimal seminggu sekali biar ngerasain langsung kondisi di lapangan.

Kalo Hidayat bilang susah ke Gedung DPR-MPR naik transportasi umum di Jakarta, itu udah pasti salah. Deket Gedung DPR-MPR ada jalur KRL yang melintas. Tinggal turun di Stasiun Palmerah dan jalan sedikit, nyampe. Dekat Gedung DPR-MPR juga ada jalur MRT. Bisa turun di Stasiun Istora Mandiri atau Senayan Mastercard. Belum lagi banyak TransJakarta yang wara-wiri di sekitar Senayan.

Takut telat? Ya tinggal berangkat 2-3 jam lebih awal, sama kayak rakyat yang tiap hari ngejar waktu biar nggak telat kerja. Kalau alasannya ‘fasilitas belum siap’, kesannya kayak anak manja yang nyari excuse aja.

Jadi, wahai para pejabat, cobalah sesekali naik transportasi umum. Biar kebijakan yang kalian bikin nggak cuma dari balik kaca mobil mewah, tapi dari pengalaman nyata di jalanan. Jangan naik transportasi umum waktu kampanye aja. Yuk, jadi pejabat yang merakyat!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img