Duh! Puluhan Siswa Magetan Menyayat Tangan Sendiri

Published:

Ada temuan mengkhawatirkan tentang Gen Z. Di Magetan, ditemukan ada puluhan siswa SMP yang menyayat tangannya sendiri. Istilahnya. mereka melakukan self-harm. Perilaku ini diketahui ketika Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan lakuin pemeriksaan rutin pada siswa SMP di Kecamatan Ngariboyo, Magetan. Mula-mula ditemukan satu siswa yang memiliki bekas luka sayatan di tangannya. Luka sayatan itu jelas dilakukan dengan benda tajam. Tapi ketika pengecekan dilakukan ke seluruh siswa, ternyata gak cuma satu, tapi ada 76 siswa yang melakukan hal serupa. Kepala Dinas Kesehatan Magetan dr. Rohmat Hidayat bilang, siswa umumnya mengaku ngelakuin itu karena mengalami depresi dan masalah percintaan.

Ini pastinya ngagetin banget. Dinkes pun langsung bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Kemenag dan Dinas PPKB untuk merespons fenomena ini. Masing-masing sekolah juga akan mengintensifkan bimbingan konseling kepada siswa untuk membantu mereka menghadapi masalah. Banyak yang bilang, Gen Z memang adalah kaum yang gampang terkena penyakit mental. Tapi kok bisa rame-rame dilakukan di sebuah kota kecil? Ini barangkali ada kaitannya dengan kesalahan kalangan remaja itu dalam menggunakan media sosial. Ini pernah diingatkan Pusat studi The Center for Countering Digital Hate (CCDH), terutama terkait Tiktok. Menurut CCDH, algoritma Tiktok membuat pengguna akan terpapar terus pada konten-konten yang mereka sukai. Kalau yang mereka sukai, konten positif sih, nggak masalah.

Yang bahaya kalau pengguna menyukai konten-konten yang berbahaya, seperti perilaku melukai diri sendiri, menyiksa diri, meromantisasi bunuh diri, sampai diet ketat yang membahayakan kesehatan. Tiktok kan nggak bisa secara terus menerus mengawasi konten yang di upload pengguna. Sialnya, ada saja netizen yang barangkali karena depresi, membuat video yang menampilkan dirinya melukai diri. Atau bahkan ada yang nge challenge, menantang, pengguna tiktok untuk sengaja melukai diri sendiri. Dan ketika konten semacam itu terus dibuat dan ditonton, dampaknya bisa sangat menakutkan.

Tiktok sendiri sudah menyatakan mereka sudah melakukan berbagai cara untuk melindungi penonton. Pengelola Tiktok rutin berkonsultasi dengan pakar kesehatan, menghapus konten-konten yang berbahaya, dan memperingatkan pengguna yang diketahui mengupload konten yang tidak sehat. Tiktok juga punya pedoman khusus berisi pelarangan konten yang mengarah pada bunuh diri atau kebiasaan makan yang tidak sehat. Kayaknya memang semua pihak harus berperan aktif.

Orangtua, guru, dan kawan-kawan seumuran harus terbiasa berdialog tentang konten-konten yang dikonsumsi, terutama oleh penonton yang berusia muda. Kita dorong Tiktok sebagai penyedia Konten Sehat.

Yuk kita jaga kesehatan mental generasi muda!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img