Pegiat media sosial, Faisal Assegaf, kurang ajar lagi nih sama NU dan Muhammadiyah. Masa dia bilang kalau NU dan Muhammadiyah adalah ormas bertopeng agama???
“Biarin NU & Muhammadiyah berantem. Kedua ormas tersebut isinya politisi bertopeng agama,” kata Faizal di akun X-nya. Gak hanya itu, dia juga nyaranin agar umat Islam menjauh dari kedua ormas ini. Dia bilang, sudah saatnya umat hijrah & menjauh dari kawanan pengemis bantuan uang negara. Lebih parah lagi, Faizal bilang kalau kedua ormas ini hanyalah sibuk ngerebutin lapak dan kekuasaan.
FYI ya, cuitan Faizal itu sebenarnya mengomentari perbedaan penetapan 1 Ramadhan antara Muhammadiyah dan NU. Faisal bilang penentuan 1 Ramadhan umat muslim bisa mengikuti keputusan dari Mekkah dengan kemajuan teknologi saat ini. Tapi sayangnya, dia malah melebar ke mana-mana, sampai merendahkan NU dan Muhammadiyah. Dia bilang klaim Muhammadiyah sebagai ormas terbesar dan penjaga NKRI adalah penipuan publik. Karena itu, katanya, stigma konyol itu harus dibuang ke tempat sampah.
Faizal juga bilang kalau Muhammadiyah makin bergerak mundur. Karena sudah menjadi benalu kepentingan kekuasaan yang semena-mena dan dzalim. Sebenarnya bukan kali ini aja ya, Faizal nyerang NU dan Muhammadiyah. Tahun lalu, di akun X nya, dia juga nyebut NU dan Muhammadiyah bakul sampah demokrasi, kumpulan orang bodoh, dan budak rezim.
Faizal ini emang dikenal orang yang kontroversial dan suka bikin sensasi saja. Jadi, gak heran kalau dia berkali-kali dipanggil polisi karena pengaduan berbagai pihak gara-gara cuitannya. Tudingan Faizal kalau NU dan Muhammadiyah hanyalah ormas bertopeng agama jelas ngawur dan tak berdasar ya.
NU dan Muhammadiyah adalah dua kekuatan yang menyelamatkan demokrasi Indonesia. NU dan Muhammadiyah selalu berada di garda terdepan mencegah serbuan paham radikal yang ingin merusak keragaman dan keberagaman Indonesia. NU dan Muhammadiyah emang kerap berbeda pendapat dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri. Tapi, itu kan sah-sah saja dan masih dalam batas yang wajar.
Faizal udah ya, jangan jadi provokator terus!
