Miris banget nasib guru honorer di Indonesia ini. Sudah honornya kecil, mereka juga bisa dikriminalisasi hanya karena teguran pada muridnya. Bahkan sampai ada yang mendekam di penjara. Ini dialami Supriyani, guru SDN 4 Baito Konawe Utara Sulawesi Tenggara. Jadi, pada Rabu, 24 April lalu Supriyani mengajar di kelas 1A.
Nah, pada saat itu dia menegur seorang siswa berinisial D yang ternyata anak seorang polisi bernama Aipda Wibowo Hasyim, Kanit Intel Polsek Baito. Tapi isu yang berkembang Supriyani malah dituduh memukul D dengan sapu ijuk. Ini bermula, saat ibu D menemukan luka memar di paha anaknya. Anaknya sendiri awalnya mengaku luka memar itu akibat dia terjatuh di sawah saat pergi sama ayahnya.
Tapi ayahnya membantah, kalau anaknya terjatuh saat pergi dengannya. Setelah didesak, D mengaku luka itu akibat dipukul gurunya. Karena pengakuan itulah pada 26 September orang tua D melaporkan Supriyani ke polisi. Supriyani membantah dirinya memukul si anak dengan sapu ijuk dan cuma menegur aja. Sudah 4 kali mediasi antara pelapor dan terlapor, tapi tetap menemui jalan buntu. Akhirnya laporan tetap dilanjut.
Sayangnya, tanpa bukti yang cukup Supriyani dijebloskan ke Lapas Perempuan Kelas III Kendari pada Selasa, 15 Oktober. Bahkan sebenarnya kasus ini akan naik sidang di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo pada Kamis, 24 Oktober mendatang. Kastiran, suami Supriyani mengaku dia sempat ditawari oleh keluarga D untuk menghentikan kasus itu. Tapi syaratnya, dia harus memberikan uang damai sebesar Rp50 juta. Tapi karena dia nggak sanggup, kasus itu tetap dilanjutkan.
Untungnya Majelis Hakim PN Andoolo menangguhkan penahanan Supriyani pada Selasa, 22 Oktober. Alasannya karena Supriyani masih memiliki bayi yang butuh pengasuhan.
Btw, Supriyani udah jadi guru honorer selama 16 tahun. Ini adalah pertama kalinya dia menghadapi tindak kriminalisasi oleh orangtua murid. Semoga Supriyani kuat menghadapi kasusnya. Dan keadilan berpihak kepadanya.
Yuk kawal terus kasus ini!
