Jakarta, PIS – Ada yang menarik di pembangunan Masjid Syarif Abdurahman di Cirebon,
Jawa Barat. Pembangunan masjid ini dipimpin oleh seorang jenderal nonmuslim bernama Brigjen TNI I Nengah Wiraatmaja.
Brigjen Wiraatmaja beragama Hindu. Dia dipilih oleh KSAD Jenderal Dudung Abdurachman untuk memimpin pembangunan masjid tersebut yang ditargetkan rampung awal 2023. Menurut Dudung, penunjukan tersebut merupakan wujud dari kebhinekaan.
Brigjen Wiraatmaja ini, punya pengalaman membangun Masjid Islamic Center H. Moeldoko di Jombang. Masjid dan rumah ibadah bisa menjadi simbol toleransi. Ini pernah dicontohkan oleh Bung Karno.
Dia memilih Friedrich Silaban untuk menjadi arsitek pembangunan Masjid Istiqlal. Silaban beragama Kristen Protestan dan anak seorang pendeta. Ada banyak contoh toleransi dalam pembangunan rumah ibadah.
Di kawasan Indonesia Timur contohnya. Di Kampung Toire, Waropen, di Papua, umat Islam dan non muslim bersatu padu membangun masjid. Di Kabupaten Lembata, NTT, umat Islam dan Kristen bergotong royong membangun Gereja Stasi Santo Petrus Kanisius Peumma.
Ini artinya, toleransi menjadi watak asli masyarakat Indonesia. Jangan karena beda keyakinan, kaum minoritas dipersulit membangun rumah ibadah. Junjung tinggi toleransi! STOP POLITISASI MASJID DAN RUMAH IBADAH
