Jurnalis Singapura Ngawur Bilang Jokowi Pemimpin Korup

Published:

Wartawan Singapura ternyata ada yang bodo juga ya. Salah satunya channel televisi Singapura CAN, alias Channel News Asia. Pembawa berita CAN dengan percaya diri bilang, Jokowi disebut sebagai pemimpin paling korup menurut data yang dikeluarkan OCCRP, lembaga jurnalistik investasi internasional. Video ini diunggah antara lain oleh akun Tiktok @queennathania_69 5 Desember lalu. Di video itu terlihat cuplikan berita CNA Singapore mengenai nominasi Jokowi sebagai Corruption Person of the Year 2024. Mereka juga mengaitkan Jokowi dengan PDIP. Dikatakan dalam berita itu bahwa masuknya nama Jokowi di nominasi itu membuat PDIP meminta pihak terkait mengusut tuntas kasus korupsi sang mantan presiden.

Menurut PDIP, hal ini bisa menjadi bahan masukan bagi KPK dan lembaga lainnya seperti Polri dan Kejaksaan Agung untuk mengusut tuntas kasus korupsi Jokowi dan keluarganya. CNA dalam beritanya bilang Jokowi dipecat dari PDIP pada Desember 2024. Hubungan keduanya semakin memburuk setelah Jokowi memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto saat pencalonan presiden. Padahal saat itu partainya mengajukan nama Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. CNA juga memberitakan Jokowi sendiri minta penjelasan apa bukti dia korupsi. Di berita itu juga dibilang bahwa KPK menyatakan kalo memang Jokowi korupsi, ya tinggal bawa aja bukti-buktinya. Semua orang sama di mata hukum tanpa memandang apa jabatannya, kata CNA yang dikutip dari pernyataan KPK. CNA terpaksa dibilang bodoh karena OCCRP sendiri kan sudah memberikan klarifikasi bahwa mereka tidak pernah menyatakan Jokowi adalah pemimpin korup.

Dalam pernyataan resminya, pada 2 Januari, OCCRP menyatakan mereka tidak memiliki sedikit pun bukti yang menunjukkan Jokowi terlibat dalam korupsi untuk memperoleh keuntungan finansial selama menjabat sebagai presiden. OCCRP menegaskan nama Jokowi memang dinominasikan sebagai pemimpin terkorup oleh sebagian netizen. Tapi mereka tidak percaya begitu saja dengan masukan semacam itu. Dalam klarifikasi itu, OCCRP juga secara tegas menyatakan tidak punya bukti yang menunjukkan Jokowi korupsi. Jadi kalau OCCRP bilang mereka tidak mengatakan Jokowi korupsi, sementara sekarang CNA bilang Jokowi adalah pemimpin korup menurut OCCRP, tidakkah itu menunjukkan kebodohan?

Tapi jujur saja, yang ketipu bukan cuma media di Singapura. Di Indonesia pun ada yang percaya bahwa OCCRP memang menganggap Jokowi korup. Salah satunya adalah Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. YLBHI ini bukan organisasi cemen. Mereka ini bermartabat. Tapi tiba-tiba saja mereka menyambut OCCRP dengan merilis 10 fakta kenapa Jokowi layak disebut koruptor. Beberapa di antaranya: Pelemahan KPK secara sistematis, Omnibus Law dan Pengabaian Check and Balances, serta Proyek Strategi Nasional Merampas hak hidup rakyat. Terlepas dari benar tidaknya penilaian itu, yang jelas YLBHI nampaknya sungguh-sungguh percaya bahwa OCCRP memang menilai Jokowi korup. Dan sebenarnya bukan cuma YLBHI yang masih terus menuduh Jokowi korup, walau OCCRP membantahnya.

Di Indonesia tokoh-tokoh seperti Amien Rais, Said Didu, Deddy Sitorus, sampai majalah Tempo masih terus bilang bahwa OCCRP menilai Jokowi korup. Sikap anti Jokowi ini memang udah kelewatan. Udah jelas-jelas lembaga internasional ini bilang mereka tidak menemukan Jokowi korup, eh orang-orang ini ngotot bilang Jokowi korup. Memalukan!

Yuk sampaikan kritik berdasarkan fakta, bukan katanya!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img