Tau kasus Gina, siswi SMPN 13 Bandar Lampung yang viral karena dibully sampai putus sekolah? Kabarnya saat ini banyak pihak yang mau bantu Gina, termasuk Dinas Pendidikan. Dari kalangan netizen, salah satu yang akan membantu adalah Putri Maya Rumanti, Asisten Pribadi pengacara kondang Hotman Paris.
Dalam video yang beredar, Putri terlihat melakukan video call sama Gina. Dia beberapa kali bertanya soal kondisi Gina, termasuk apakah Gina ingin lanjut sekolah di tempat yang sama atau ke sekolah baru. “Mau pindah ya? Yang lebih bagus lagi? Iya. Bilang sama Mbak Putri”, tanyanya yang dijawab anggukan kecil Gina. “Gina gak boleh kecil hati, semangat. Kalau ada yang ngebully, biarin aja. Lawan aja. Saya punya ibu angkat namanya Ibu Putri”, lanjutnya. Putri pun janji bakal kirim timnya untuk bantu Gina lanjut sekolah. “Semangat ya Gina ya. Nanti kalau ada keperluan apa-apa kasih tau sama Ibu ya”, ucapnya sebelum panggilan telepon berakhir.
Aksi tulus itu bikin banyak orang terharu, karena bukti nyata bahwa kadang kepedulian datang lebih dulu dari masyarakat, bukan pejabat. Bahkan, Putri menyebut kasus Gina sebagai “tamparan bagi pejabat Lampung”, karena menunjukkan masih banyak anak miskin yang terpinggirkan. “Mau kota, gubernur, dinas dan DPRD, buka mata dan hati kalian. Coba turun ke lapangan. Banyak orang yang butuh bantuan”, ujarnya.
Pemerintah Provinsi Lampung juga akhirnya turun tangan. Kepala Dinas Pendidikan, Thomas Amirico, datang langsung dan memastikan Gina serta dua adiknya bakal sekolah lagi di Sekolah Rakyat Lampung. “Ketiganya akan kita fasilitasi agar bisa bersekolah di Sekolah Rakyat Lampung,” ujarnya. Keluarga mereka juga menerima bantuan dari Pemprov Lampung sebagai bentuk perhatian langsung gubernur.
Buat yang belum tau, Gina adalah remaja 16 tahun asal Desa Kurungan Nyawa, Pesawaran, mulai mengalami bullying sejak kelas 8. Dia sering diolok karena ibunya kerja memungut rongsokan. Lama-lama tekanan itu bikin Gina minder dan akhirnya berhenti sekolah. Sekarang, dia bantu ibunya memulung di sekitar kampung. Ibunya cuma bisa berharap anaknya bisa sekolah lagi.
Cerita Gina langsung viral di media sosial dan bikin SMPN 13 Bandar Lampung kasih klarifikasi. “Tidak benar, kami yang mengeluarkan Gina. Dia mengundurkan diri sendiri karena ingin mondok”, ucap Wakil Kepala Sekolah Abdul Rohman. Tapi nyatanya, dari hasil penelusuran Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukkan indikasi lain. “Kalau indikasi bullying memang dimungkinkan”, ucap Ketua Komnas PA Bandar Lampung, Ahmad Apriliandi Passa. “Berdasarkan pengakuan anak dan orang tuanya, Gina diolok-olok karena pekerjaan orang tuanya sebagai pemulung dan kondisi ekonomi keluarga”, lanjutnya.
Tapi kabar terakhirnya, pihak sekolah terlihat mengalah dan melunak. Dalam video yang tersebar, Kepala Sekolah SMPN 13 Bandar Lampung, Amaroh terlihat menangis sambil meminta maaf. “Mohon maaf, sekali lagi mohon maaf. Gina mohon maafkan ibu. Kamu boleh datang kapan saja kepada ibu”, ucapnya.
Bagi kami di Gerakan PIS, kisah Gina bukan sekadar cerita viral. Ini adalah cermin nyata adanya ketimpangan sosial dalam sistem pendidikan kita. Kami di PIS menyampaikan simpati mendalam kepada Gina dan ibunya, yang jadi simbol perjuangan anak-anak dari keluarga miskin. Kasus ini bukan cuma soal anak dibully, tapi juga soal sistem yang masih menilai dari dompet orang tua.
Kami mendorong sekolah dan pemerintah buat bikin langkah konkret. Seperti edukasi anti-bullying, pelatihan empati untuk guru, dan pendampingan psikologis bagi siswa rentan. Karena setiap pekerjaan halal itu layak dihormati. Dan setiap anak, siapapun orang tuanya, berhak sekolah dan bermimpi tanpa rasa malu.


