Kaum Hindu Bali Marah, Gambar Dewa Siwa Malah Jadi Hiasan Panggung

Published:

Klub malam Atlas Beach Club di Bali dituduh melecehkan agama Hindu. Klub ini dulu bernama Holywings. Pemiliknya Hotman Paris dan Nikita Mirzani. Tiga tahun lalu, klub ini bikin masalah dengan umat Islam di Jawa. Sekarang, eeeeh mereka malah bikin marah umat Hindu di Bali. Gara-garanya, klub ini pasang masang gambar Dewa Siwa gede banget di belakang panggung DJ saat pertunjukan musik elektro lagi berlangsung.

Seperti terlihat di video yang kini beredar, musik disko yang dimainin DJ-nya tuh bikin jedag-jedug, lampu-lampu kelap-kelip warna merah. Parahnya, gambar Dewa Siwa yang disembah umat Hindu itu jadi hiasan doang di club malam. Bayangin aja, Dewa Siwa yang seharusnya dipuja, dihormati, malah dijadiin tontonan di tempat dugem!

Gara-gara video ini viral, masyarakat dari berbagai kalangan, terutama umat Hindu, langsung bereaksi keras. Atlas Beach Club ini harusnya belajar dari kesalahan Holywings tahun 2022. Ketika itu, Holywings Indonesia dikecam gara-gara promosi minuman gratis bagi individu bernama “Muhammad” dan “Maria”.

Jadi waktu itu, pada malam-malam tertentu, pengunjung yang bernama Muhammad atau Maria berhak mendapat minuman beralkohol gratis. Mereka langsung diserang karena dianggap melecehkan Islam dan Kristen sehingga ditutup di beberapa titik di Pulau Jawa. Holywings sebenarnya sudah minta maaf. Tapi nasi sudah jadi bubur. Masyarakat sudah kepalang marah, walau sebenarnya secara bisnis mereka cukup sukses. Setelah sempat tutup, mereka muncul lagi dengan nama Atlas Beach Fest pada 18 Juli 2022.

Dalam peresmian, mereka menggunakan prosesi adat di Bali. Hotman mengklaim bahwa ini adalah club beach terbesar di dunia. Kapasitasnya 10 ribu tamu, dan menawarkan lebih dari 52 outlet brand makanan dan dagangan.

Ternyata kini mereka kembali dituduh menista agama. Tokoh pariwisata Bali, Wayan Puspa Negara, udah angkat bicara. Dia bilang, “Kami minta dunia entertainment berhati-hati dalam menggunakan simbol-simbol, nilai nilai budaya dasar dan keyakinan masyarakat Bali.”

“Hal hal itu sangat sensitif menyangkut simbol-simbol keyakinan, kesakralan apalagi yang disucikan,” lanjutnya. Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali juga udah nyiapin somasi buat kelab malam yang dianggap melecehkan agama Hindu ini. Sekretaris PHDI Bali, Putu Wirata Dwikora, negasin umat Hindu merasa dilecehkan dan dinodai keyakinannya. Dewa yang seharusnya disucikan di pura, malah ditaruh di tempat yang nggak pantes.

Lembaga Bantuan Hukum Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (LBH KMHDI) juga udah melayangkan somasi. Ketua Umum KMHDI, I Wayan Darmawan, bilang, “Tindakan ini berpotensi menimbulkan penistaan agama dan penggunaan yang nggak tepat terhadap atribut agama Hindu.”

Direktur LBH KMHDI, I Gde Sandi Satrya, juga ngejelasin kalau penggunaan simbol agama yang nggak semestinya bisa ngelanggar Pasal 156 KUHP tentang penistaan agama. “Hal ini juga bertentangan dengan prinsip penghormatan terhadap agama dan kepercayaan yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945,” ujar Gde Sandi.

Kasus ini harusnya jadi pelajaran buat pelaku usaha. Jangan sembarangan bikin strategi pemasaran, apalagi yang nyangkut isu sensitif kayak agama. Yuk, lebih hati-hati dan saling menghormati keyakinan orang lain!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img