Dalam soal toleransi Muhammadiyah emang keren. Terbukti, organisasi Islam terbesar kedua ini mempunyai Kampus Kristen Muhammadiyah (Krismuha). Ini menunjukkan, toleransi bagi Muhammadiyah bukan Cuma jadi slogan, tapi benar-benar dibuktiin langsung di kehidupan nyata tanpa pandang bulu. Krismuha sendiri adalah sebutan bagi kampus-kampus perguruan tinggi Muhammadiyah yang mayoritas mahasiswanya non-muslim, bisa mencapai 70-80 persen. Kampus-kampus itu tersebar di beberapa provinsi berpenduduk mayoritas non-muslim kayak Papua, NTT, dan Sulawesi Utara.
Di Papua ada empat kampus, yakni UNIMUDA di Sorong, Universitas Muhammadiyah Sorong, STKIP Muhammadiyah Manokwari, dan Universitas Muhammadiyah Jayapura. Sementara di Di NTT, ada Universitas Muhammadiyah Kupang, STKIP Muhammadiyah Kalabahi di Alor, sama Universitas Muhammadiyah Maumere. Menariknya, dosen dan kepala program studi (kaprodi) di beberapa kampus Krismuha juga ada yang beragama Kristen dan Katolik. Kampus ini juga mendatangkan pendeta atau dosen khusus buat kuliah agama Kristen. Keren banget, kan?
Nama Krismuha sendiri pertama kali dipopulerin sama Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Walaupun mayoritas mahasiswanya non-Muslim, kampus ini tetap membawa semangat Muhammadiyah dalam setiap aktivitasnya. Bahkan mahasiwa hafal dan nyanyiin Mars Muhammadiyah, “Sang Surya.” Oh ya, lagu itu sama sekali nggak ada hubungannya sama akidah ya. Tapi, lebih ke simbol semangat belajar dan persatuan. Program pendidikan di kampus- kampus Krismuha pun bisa dibilang lengkap ya, ada diploma, sarjana, sampai pascasarjana. Pilihan program studinya pun beragam, kayak Ekonomi, Keguruan, Perikanan, dan banyak lagi.
Nah, soal biaya kuliah, nggak usah khawatir! Biayanya sangat terjangkau sekali, mulai dari Rp3 juta sampai Rp8 juta per semester, dan bisa dicicil pula!
Kehadiran Krismuha di daerah-daerah itu ngebantu banget. Ia bisa jadi solusi buat daerah-daerah terpencil seperti Papua, NTT, atau Sulawesi Utara yang minim akses pendidikan berkualitas. Kampus ini juga jadi ruang di mana perbedaan agama gak jadi penghalang buat saling belajar dan berkembang. Ia ini bisa jadi simbol toleransi di tengah keberagaman Indonesia. Ini juga jadi contoh nyata bagaimana pendidikan bisa jadi alat pemersatu bangsa.
Lewat Krismuha ini juga, Muhammadiyah ngebuktiin dirinya sebagai organisasi Islam yang inklusif dan modern. Muhammadiyah buktiin kalau mereka peduli sama semua elemen masyarakat, bukan cuma umat Islam.
Semoga ini bisa menginspirasi organisasi-organisasi Islam atau keagamaan yang lain di Indonesia ya. Bahwa perbedaan itu anugerah, bukan masalah.
Yuk, jaga terus kerukunan!