Penceramah Khalid Basalamah kembali melontarkan pandangan sempitnya terkait ajaran Islam. Dia bilang, orang yang paling berat siksanya di hari kiamat adalah para pelukis. Terutama para pelukis makhluk bernyawa seperti manusia, hewan dan jin.
Hmmm gak masuk akal banget ya. Masa pelukis dianggap lebih hina dari para pelaku kejahatan? Khalid beralasan larangan itu terdapat dalam berbagai hadits Rasulullah yang shahih atau terpercaya. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori.
Kata Khalid dalam hadits itu Rasulullah menceritakan awal terjadinya kesesatan. Katanya, awal adanya kesesatan terjadi setelah Nabi Nuh meninggal. Pada zaman Nabi Nuh, Allah telah membinasakan semua penyembah berhala. Sehingga, yang tersisa adalah hanya orang-orang beriman.
Setelah Nabi Nuh meninggal, datang generasi pertama, kemudian generasi kedua dan selanjutnya dari kaum itu. Saat generasi pertama kaum Nuh, datang seorang iblis yang menyerupai manusia. Lalu berkata iblis itu kepada keturunan Nuh dan orang-orang beriman saat itu. Wahai kaum, tidakkah kalian ingin mengenang orang-orang sholeh ini, Nuh dan sahabat-sahabatnya?
Kaum Nuh pun menjawab, tentu saja mau, karena itu kami telah menerapkan ilmu-ilmunya. Kemudian iblis berkata lagi, lebih baik lagi supaya kalian tidak lupa wajahnya, kalian lukis tuh, Nabi Nuh dan para sahabatnya. Supaya kalian tidak lupa. Jangan disembah, cukup ditaruh di pintu masuk rumah ibadah kalian. Akhirnya kaum Nuh generasi pertama mengikuti anjuran itu.
Setelah berjalannya waktu, generasi itupun habis, datang generasi setelahnya. Dan biasanya, generasi berikutnya lebih lemah dari generasi sebelumnya. Saat itu, datang kembali lah syaiton yang menyerupai manusia itu. Dan berkata ia pada generasi itu. “Orang-orang tua kalian tidak meletakkan gambar-gambar dan patung-patung di depan itu, kecuali karena mereka jadikan perantara antara orang orang sholeh dengan Allah”. Siapa kalian? Ibadah kalian sebatas apa? Ini orang shaleh, jadikan mereka perantara, walaupun cuma patungnya.
Akhirnya perkataan syaitan itu diikutin oleh generasi itu. Mulailah mereka meminta-minta kepada patung, tapi mengaku tetap beriman kepada Allah. “Perbuatan seperti inilah yang dicap musyrik oleh Allah,” tegas Khalid.
Mungkin sih iya, cerita dan larangan itu berdasarkan dari Hadits. Tapi masa iya, kita harus mengamalkan sesuatu yang tidak masuk akal? Hanya jadi seorang pelukis, masa Allah akan menyiksa lebih berat dari pelaku pembunuhan? Dari para koruptor, para pencuri? Apa yang dirugikan dari sekedar melukis orang atau hewan?
Berapa banyak, lukisan dan patung yang saat ini dijadikan sesembahan oleh umat Islam? Dalam al-Quran sendiri, gak ada tuh larangan melukis atau membuat patung. Saatnya memang kita menilai kembali ajaran-ajaran yang hanya berdasar hadits. Karena kita tahu juga, hadits ditulis beberapa abad setelah meninggalnya Nabi Muhammad. Jadi sangat mungkin terjadi bias, apa yang dimaksud Nabi dengan penafsiran orang-orang setelahnya.
Selain itu, pasti ada konteksnya, kenapa Nabi melarang. Peradaban manusia telah berkembang pesat, jadi saatnya kita berani menyeleksi ajaran yang masih bisa diterapkan. Yukk beragama dengan akal sehat!