Miris! Anak Penganut Kepercayaan Lokal di Purwokerto Dibully Gurunya

Published:

Ternyata tekanan terhadap penganut kepercayaan lokal masih ada loh. Buktinya itu dialami oleh seorang anak Penganut Kepercayaan berinisial NR (14). NR menceritakan pengalaman pahitnya di sebuah diskusi publik mengenai hak dan kesetaraan bagi penganut kepercayaan pada Kamis, 15 Agustus lalu. NR bercerita, itu dialami saat dirinya kelas 1 sampai kelas 2 SMP di sebuah sekolah di Banyumas.

Dia adalah satu-satunya murid di kelas itu yang nggak pakai jilbab. Nah waktu itu, dia dipaksa untuk pakai jilbab oleh salah seorang oknum guru sekolah itu. Dia juga sering dibully saat berada di ruang guru, bahkan di ruang BK. Seorang guru mata pelajaran sering bertanya, kemana jilbabnya? NR dan sang ibu, Sulistiani menganut kepercayaan lokal Kawruh Rasa Sejati. Pengikutnya kurang lebih 57 orang yang kebanyakan sudah sepuh.

“Saya maunya kepercayaan kenapa harus dibilang harus Islam,” kata NR dalam diskusi itu. Dalam proses pembelajaran NR bilang nggak ada ruang khusus yang bisa dipakai untuk belajar kepercayaan. Apalagi guru khusus yang mampu dan paham memberikan materi tentang kepercayaan. Dia hanya kenal dari seorang penyuluh yang tidak selalu datang. Tapi sekarang NR sudah kelas 10 di salah satu SMK di Purwokerto. Syukurnya NR udah nggak dibully lagi.

Saat ini dia sudah bisa menunjukan kepercayaannya tanpa takut ditekan dan diintervensi. Kisah NR hanyalah satu dari sekian cerita anak dengan penganut kepercayaan yang dibully. Semoga ke depannya nggak ada lagi kisah seperti yang dialami NR. Kalaupun terjadi, semoga pemerintah bisa bergerak cepat mengatasinya.

Stop diskriminasi terhadap Penganut Kepercayaan!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img