MUI Sumatera Selatan (Sumsel) ini ngadi-ngadi deh. Masa orang bertoleransi malah dibilang kebablasan? Jadi, sebelumnya Warga NU Muara Enim ikut ngisi acara pembukaan Gereja Santo Yoseph Muara Enim, Sumsel. Di acara itu, warga NU bawain marawis dan sholawat nabi.
Nah sikap toleransi warga NU itu dibilang sama MUI Sumsel sebagai toleransi kebablasan. Menurut Sekretaris MUI Sumsel, KH Ayik Farid Alaydrus , dalam tabuhan musik marawis pasti nyebut nama Allah SWT dan Rasul Muhammad SAW. Karena itu nggak pantas dilakuin. Menurutnya, selama mengandung nilai syariah dan ada pemujaan pada Allah dan Rasulnya, maka itu nggak bisa dijadiin alasan toleransi.
Tapi sikap MUI berbeda dengan pihak kepolisian. Mereka justru merespon positif aksi ini. Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi, juga ngaku hadir di kegiatan itu. Andi bilang, musik marawis yang mengiringi kegiatan itu bentuk meningkatkan toleransi, sekaligus menjaga persatuan NKRI. Ia juga jelasin acara ini bukan bagian dari kegiatan ibadah umat Nasrani, tapi cuma seremonial peresmian gereja yang selesai direnovasi.
Di acara itu juga hadir tokoh lintas agama hingga pejabat. Seperti, Anggota DPR – RI, Forkopimda Muara Enim, tokoh-tokoh agama Islam, Pemuka Agama Nasrani, pers dan tokoh-tokoh lainnya. Andi mastiin kegiatan itu digelar di halaman gereja, bukan di aula tempat umat Nasrani beribadah.
Makanya Andi minta jangan ada kesalahpahaman soal marawis di masyarakat, Bahkan Andi ngingetin pihak-pihak intoleran yang mau ngegoreng isu ini. Duh, MUI bukannya bangga sama sikap toleran warga NU, malah dibilang kebablasan. MUI nih isinya orang-orang intoleran ya??