Beneran ‘nikahin janda kaya dengan anak muda pengangguran’ bisa jadi solusi kesejahteraan di Jakarta? Kayaknya, ngawur deh. Ide ini datang dari, calon Wakil Gubernur Jakarta, Suswono, ketika acara deklarasi ormas Bang Japar yang digagas Fahira Idris. Awalnya Suswono lagi bahas program ‘kartu yatim.’ Terus, ada yang nyeletuk soal “kartu janda.” Suswono jawab, kalau yang bisa dapat kartu itu janda yang miskin aja. Terkhusus ‘janda kaya’, Suswono justru saranin buat nikah aja sama pengangguran.
Nah, yang bikin tambah heboh, Suswono kaitin hal ini sama pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah. Dia bilang, Khadijah kan pengusaha kaya yang nikah sama pemuda biasa. Katanya, contoh ini relevan buat situasi sekarang. Pernyataan Suswono itu langsung memicu kontroversi. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM DKI) Jakarta, Ronaldo Zulfikar, angkat bicara. Dia protes dan anggep candaan Suswono itu seksis, nggak pantas, dan bikin salah paham. Ronaldo juga tegasin, Nabi Muhammad bukan pengangguran.
Rasul dikenal sebagai pekerja keras, pedagang yang Amanah, bahkan sebelum menikah dengan Khadijah. Menurutnya, pernyataan Suswono soal Nabi itu nggak pas dan bikin publik salah paham. Ronaldo juga ingetin soal trauma polarisasi di Jakarta akibat isu agama di masa lalu. Apalagi kalau Pilkada sekarang juga bawa-bawa isu sensitif. Ronaldo bilang, sebagai calon pejabat, Suswono harusnya lebih bijak.
Jangan malah lempar candaan yang bikin suasana makin panas. Netizen juga nggak kalah keras. Mereka bilang Suswono kurang paham sejarah dan agama. Banyak yang tuntut Suswono buat minta maaf karena ngerasa ucapan dia nggak hormati nabi.
Duh Pak Suswono. Bapak itu sekarang calon wakil gubernur. Dan bapak bicara begitu di forum kampanye politik elektoral lagi. Udah gitu, cuma itu aja solusi yang ditawarin untuk ningkatin kesejahteraan bagi anak muda? Emang tim ahli bapak ke mana? Makan gaji buta? Momen kampanye kayak gini, hati-hati mengeluarkan statement deh. Jangan malah asal bicara dan bikin blunder sendiri.
Kita butuh itu pemimpin bijak dan peka, bukan yang asal lempar humor yang seksis dan nggak terpuji.
Yuk, jadi pemilih yang cerdas!