Orangtua murid di Makassar lagi resah nih. Itu karena ada himbauan nonton film bersama dari Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Makassar. Jadi, sienas di Makassar baru aja merilis film yang berlatar kehidupan di Makassar. Film itu berjudul ‘Pulang Tak Harus Ke Rumah’. Salah satu pemeran dalam film Kadisdik Makassar, Muhyiddin.
Nah, Muhyiddin keluarin surat imbauan agar sekolah menyelenggarakan outing class untuk menonton bersama (nobar) film itu. Masalahnya, acara di luar sekolah itu biasanya membutuhkan uang lebih, misalnya untuk tiket, transport, konsumsi, dan lain-lain. Biaya ini yang memberatkan beberapa orangtua. Tapi, mereka khawatir kalau anak-anak mereka tidak hadir dalam acara nobar akan mempengaruhi nilai anak-anak mereka.
Salah satu orangtua siswa SD bernama Rosita mengaku dibebankan biaya Rp50 ribu. Rosita keberatan dan tidak mengetahui rincian pembiayaan itu, apakah termasuk dengan konsumsi atau hanya tiket saja. Jika tidak termasuk, Rosita perlu mengeluarkan uang lebih lagi untuk konsumsi anaknya saat acara itu berlangsung. Orangtua siswa di SD lain, Firman, mengaku dibebankan biaya Rp 35 ribu. Walau menurutnya biaya itu tidak mahal, dia lebih mengkhawatirkan kondisi cuaca buruk di Makassar yang beresiko pada anaknya.
Dia juga menganggap bahwa imbauan itu harusnya tidak menjadi prioritas walau mengandung nilai pendidikan karakter. Karena saat ini film itu juga bisa dijangkau melalui TV yang ada di pengajian anaknya tanpa embel-embel biaya. Menanggapi hal ini, Muhyiddin memberikan klarifikasi. Dia bilang imbauan itu tidak bersifat wajib dan hanya berupa ajakan saja. Film itu, katanya, berisikan edukasi untuk pendidikan karakter anak dari segi seni, budaya, dan lainnya. Tapi, segala keputusannya berbalik kepada para orangtua, tidak ada unsur paksaan dari Disdik Makassar.
Semoga klarifikasi itu menjawab keresahan para orangtua di Makassar ya. Dan yang terpenting, film ‘Pulang Tak Harus Ke Rumah’ laris dan pesan edukasinya tersampaikan.
Maju terus film Indonesia.
