Jakarta, PIS – Nahdlatul Ulama (NU) keren banget, Bestie PIS. NU nentang keras kampanye politik di rumah ibadah. Itu bakal mempertebal politik identitas dan perpecahan antar umat.
Itu disampein ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, waktu ditemuin Ketua KPU, Hasyim Asy’ari. Gus Yahya minta KPU tegas soal kampanye politik di rumah ibadah. Menurutnya, sudah ada aturan yang ngelarang kampanye di rumah ibadah.
Tapi, parameter larangannya masih kurang jelas. Karena itu, Gus Yahya minta parameternya dipertegas. Ia juga minta KPU bertindak tegas kalo ada yang lakuin kampanye politik di rumah ibadah.
Supaya itu nggak terjadi lagi di Pemilu dan Pilpres 2024 nanti. Gus Yahya juga ingetin para politisi dan siapa saja supaya berpikir ulang untuk kampanye politik di rumah ibadah. Apa yang disampein Gus Yahya penting banget, Bestie PIS.
Soalnya, kampanye politik di rumah ibadah emang makin dibicarain belakangan ini. Itu terkait dengan kampanye Anies Baswedan di Masjid Baiturrahman, Banda Aceh, awal Desember kemarin.
Setelah sholat Jumat, ada kampanye politik di sana. Anies diminta tanda tangan di atas kain putih. Kain itu tertulis, ‘Petisi Tanda Tangan Rakyat Aceh untuk Mendukung Bapak Anies Rasyid Baswedan menjadi Presiden 2024’.
Anies persis tanda tangan di bawah kata ‘presiden’. Para jamaah dan beberapa pengurus Nasdem juga ikut tanda tangan. Kegiatan politik Anies di Masjid Baiturrahman itu diprotes banyak pihak.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sampai ikut berkomentar. Sayangnya, Bawaslu cuma ngehimbau semua bakal calon presiden jangan pakai rumah ibadah sebagai sarana berpolitik.
Mudah-mudahan nasihat Gus Yahya didengar siapa aja yang masih berencana manfaatin rumah ibadah untuk kegiatan politik. Yuk, tolak kalo ada kampanye politik di rumah ibadah di lingkungan kamu, Bestie PIS.