Jakarta, PIS – Situasi di Iran semakin memanas. Demonstrasi terus berlangsung di banyak wilayah sejak Sabtu lalu. Di Teheran para demonstran meneriakkan ‘Matilah Republik Islam’. Para demonstran perempuan tampak ramai-ramai melepas jilbab mereka lalu membakarnya.
Sayangnya, para demonstran tidak hanya berunjuk rasa dan meluapkan kemarahannya. Mereka juga membakar kantor polisi dan beberapa kendaraan. Korban tewas selama beberapa hari terakhir makin bertambah.
Sebelumnya, dikabarkan ada lima demonstran yang tewas di tiga wilayah berbeda. Kini, total 17 orang dikabarkan tewas, baik dari kalangan demonstran maupun aparat keamanan. Di sisi lain, akses terhadap internet, WhatsApp, dan Instagram dibatasi.
Pemerintah Iran menuduh ada campur tangan pihak asing dalam kerusuhan ini. Kerusuhan di Iran adalah buntut dari terbunuhnya Mahsa Amini (22 tahun) pada 16 September. Amini ditangkap polisi moral karena dianggap mengenakan jilbab yang tidak syar’i di Teheran pada 13 September.
Amini kemudian dinyatakan meninggal, setelah dinyatakan koma selama tiga hari. Kepolisian Iran beralibi kematian Amini karena ia terkena serangan jantung. Sejumlah kalangan tidak mempercayai pernyataan resmi kepolisian Iran itu.
Ayah Amini berulang kali menyatakan putrinya tidak punya masalah kesehatan. Dugaan yang mengemuka, kematian Amini karena dipukuli selama di tahanan. Kematian Amini ini semakin memperburuk hubungan otoritas Iran dan kaum perempuan yang sudah sangat buruk.
Sejak revolusi pada 1979, Iran menjadi sangat keras terhadap kaum perempuan. Di bawah rezim ulama, kaum perempuan Iran diwajibkan menutup rambut dan mengenakan pakaian panjang dan longgar.
Bagi perempuan yang melanggar, akan dikenai teguran di depan publik, didenda, atau ditangkap. Tapi kaum perempuan Iran menolak takluk dengan aturan itu, bahkan melawannya selama bertahun-tahun.
Mereka melakukannya secara terbuka seraya mengajak perempuan Iran lainnya untuk melepas jilbab. Walaupun mereka tahu protes dan aksi mereka itu akan direspons pihak yang berwenang dengan cara intimidasi dan kekerasan. AYO DUKUNG PEREMPUAN IRAN MENDAPATKAN KEBEBASAN BERPAKAIAN!