Kastil Kerajaan Inggris ngadain acara buka puasa bersama (bukber) buat pertama kalinya! Bukber yang dihadiri 350 warga dari berbagai kalangan dalam komunitas muslim diadakan di Kastil Windsor pada 5 Maret lalu. St George’s Hall, salah satu ruangan megah yang biasanya dipake buat jamuan kenegaraan dalam kastil itu jadi saksi bisu sejarah. Bukber yang diadain Royal Collection Trust dan Ramadhan Trent Project itu dihadiri pemimpin agama, akademisi, dan tokoh masyarakat komunitas muslim.
Direktur Operasional Pengunjung di Kastil Windsor, Simon Maples, bilang Raja Charles emang udah lama memperjuangkan keberagaman. Raja juga selalu mendorong dialog antar agama. Untuk pertama kalinya kumandang adzan mengisi seluruh penjuru St George’s Hall. Acara ini jadi momen bersejarah karena selama hampir 1000 tahun Kastil Windsor belom pernah jadi tempat perayaan Ramadan. Ini juga sejalan dengan visi Raja Charles III yang udah sejak lama tertarik dengan Islam dan agama lainnya.
Bahkan pas masih jadi Pangeran Wales, dia pernah bilang mau jadi Defender of Faiths yang mengarah pada semua agama. Defender of Faith adalah gelar tradisional Raja Inggris dan hanya merujuk pada agama Kristen. Islam punya sejarah panjang di Inggris, yaitu sejak abad ke 16. Saat itu Inggris menjalin hubungan dagang dengan 3 kesultanan besar dan berpengaruh di dunia. Kesultanan Utsmaniyah di Turki, Kesultanan Mughal di India, dan Kesultanan Maroko. Tapi komunitas Muslim diketahui baru benar-benar menetap di Inggris pada abad ke 19.
Banyak pelaut Muslim dari Yaman yang datang dan menetap di pelabuhan Liverpool dan Cardiff. Mereka awalnya bekerja di kapal dagang Inggris dan akhirnya membentuk komunitas kecil di sana. Lalu, setelah Perang Dunia II, gelombang besar imigrasi Muslim mulai berdatangan, terutama dari Asia Selatan kayak Pakistan, India, dan Bangladesh. Itu karena Inggris butuh tenaga kerja untuk membangun kembali negaranya. Imigran dari Timur Tengah dan Afrika Utara juga mulai berdatangan. Mereka bukan cuma datang buat kerja, tapi juga membawa budaya dan identitas Islam yang makin mengakar di Inggris.
Masjid pertama di Inggris, Shah Jahan Mosque, dibangun pada 1889 di Woking, Surrey, oleh seorang orientalis bernama Dr. Gottlieb Wilhelm Leitner. Sejak itu, jumlah masjid terus bertambah dan sekarang ada lebih dari 1.500 masjid di seluruh Inggris. Termasuk yang terbesar, London Central Mosque di dekat Regent’s Park. Seiring waktu, komunitas Muslim berkembang pesat dan jadi bagian integral dari masyarakat Inggris. Mereka berkontribusi di berbagai bidang—politik, seni, bisnis, sampai olahraga. Sadiq Khan (Wali Kota London), Mo Salah (bintang sepak bola Liverpool), hingga Zayn Malik (penyanyi eks One Direction) jadi contoh Muslim di Inggris yang semakin diakui keahliannya di berbagai bidang.
Buka puasa di kastil Inggris bukan sekadar acara makan bersama. Ini simbol gimana toleransi dan keberagaman semakin diterima di masyarakat. Dulu mungkin sulit membayangkan tradisi Islam dirayakan di tempat yang identik dengan sejarah kerajaan Inggris yang kental dengan Kekristenannya. Tapi sekarang, hal itu justru menunjukkan gimana Islam dan budaya lokal bisa berdampingan tanpa harus saling meniadakan. Yuk selalu gaungkan toleransi dimanapun!
KATEGORI: KEBERAGAMAN