Ternyata ada ujian praktik menikah di sekolah, lho. Ujian praktiknya mirip banget sama menikah beneran. Kabarnya, ujian praktik itu bagian dari salah satu mata pelajaran. Itu terlihat misalnya di SMAN 4 Bandung pada tahun 2023. Ruang kelas yang biasanya dipenuhi meja dan bangku, berubah jadi venue pernikahan. Lengkap dengan pelaminan, busana pengantin adat Sunda, prasmanan, sampai peran-peran ala pernikahan sungguhan. Para siswa-siswa serius mengikuti ujian praktik menikah itu. Ada yang berperan sebagai pengantin, sebagai penghulu, sebagai orangtua pengantin, bahkan sebagai tim wedding organizer (WO).
Dalam ujian itu ada momen sungkeman yang bikin semua orang terharu sampai nangis beneran. Ujian praktik menikah di SMAN 4 Bandung itu bagian dari ujian praktik mata pelajaran Agama Islam. Menurut guru pengampu, Jajang Eris Hermana, ujian itu bertujuan supaya siswa lebih memahami rukun nikah dan syarat sahnya secara langsung. Wakil Kepala Sekolah, Nency Syifahayati, menganggap ujian itu sebagai metode pembelajaran interaktif karena melibatkan juga beberapa mata pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan ekonomi. Pihak sekolah jelasin, mereka nggak pernah mewajibkan standar bagaimana praktik nikah dijalankan, seperti dekorasi atau hidangan makanan. Tapi pada hari-H, praktiknya dilakukan secara meriah dan penuh dekorasi. Para orangtua juga mendukung ujian itu dengan mengirimkan makanan. Diberitakan, ujian praktik menikah itu bagian dari Festival Ghifari 2023 di sekolah tersebut. Selain ujian praktik menikah, juga diadakan lomba Nasyid, MTQ, dan cerdas cermat keagamaan.
Kalo dilacak di internet, informasi tentang ujian praktik menikah juga diberitakan berlangsung di banyak SMA. Di Banjar, Sukabumi, Tasikmalaya, Tuban. Ujian praktik menikah juga diangkat akun TikTok @tridity23 pada 15 Maret lalu. Dalam videonya, terlihat foto dua murid SMA yang pakai busana resepsi lengkap. Pengantin perempuan mengenakan siger khas adat Sunda. Pemilik akun itu nggak nyebut ujian praktik menikah itu dilakukan di SMA apa. Pemilik akun itu nggak punya informasi apakah ujian praktik menikah itu hanya dilakukan di SMA itu atau juga dilakukan di banyak SMA. Pemilik akun itu juga nggak punya informasi apakah ujian praktik menikah itu masuk dalam kurikulum. Tapi pemilik akun itu mempertanyakan pentingnya ujian praktik menikah itu. “Serius deh, manfaatnya tuh apa sih? Mengajarkan pernikahan dini? Atau apa?” tanyanya.
Menurutnya, kalau tujuan ujian praktik menikah buat belajar tata cara nikah, toh nanti juga ada penghulu atau keluarga yang ngajarin pas beneran nikah. Pemilik akun itu menganggap ujian praktik menikah cuma pemborosan waktu dan biaya. Pemilik akun itu minta pemerintah mengevaluasi ujian praktik menikah itu. Apalagi di tengah kondisi pendidikan Indonesia yang masih tertinggal dibanding negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, atau China. Video itu sudah ditonton 300 ribu kali. Mempertanyakan pentingnya ujian praktik menikah ini tentu bisa dipahami.
Di sekolah terlalu banyak seremoni yang menguras banyak biaya belakangan ini, seperti wisuda dan study tour. Daripada mengedepankan seremoni yang membutuhkan nggak sedikit biaya, lebih baik sekolah mengutamakan pembelajaran lebih substantif. Dalam soal ujian praktik menikah, kan lebih substantif jika pembelajaran menikah diisi dengan diskusi mendalam soal kesiapan yang dibutuhkan sebelum melangsungkan pernikahan. Mulai dari aspek psikologi, ekonomi, hukum, sosial, tata-cara, dan lainnya. Pendekatan ini lebih penting dari sekadar simulasi akad nikah yang dikemas mewah. Hakikat pendidikan yang berkualitas itu bukan soal kemeriahan seremonialnya. Tapi soal kemampuan pendidik dan anak didik melakukan pembelajaran secara kritis dan open minded. Yuk, desak sekolah kurangi seremoni yang membebankan!