Jakarta, PIS – Indonesia tengah berduka. Indonesia kehilangan lagi seorang guru sekaligus teladan, Buya Syafii Maarif. Buya dikabarkan meninggal dunia hari ini di RS PKU Muhammadiyah Gamping karena serangan jantung. Sejak Maret lalu, Buya memang sudah mengalami serangan jantung ringan. Beliau bahkan sempat dirawat lebih dari dua minggu. Saat menjenguk, Presiden Jokowi mengaku senang dengan keadaan Buya yang makin membaik. Namun, Buya kembali dirawat pada 14 Mei lalu. Tim medis memutuskan melakukan tindakan katerisasi jantung. Namun, kondisi pembuluh darah jantung Buya tidak mendukung. Sumbatannya terlalu banyak dan terlalu keras sehingga sulit dilakukan pemasangan ring atau operasi bypass.
Buya adalah mantan Ketua Umum Muhammadiyah periode 1998 sampai 2005. Buya dikenal sebagai sosok berani dan kritis kepada siapapun. Saat SBY berkuasa, Buya mengkritik pemerintah SBY yang disebutnya setengah gagal mensejahterakan rakyat. Kini pun, Buya tak segan mengkritik Jokowi yang sebenarnya beliau dukung. Buya menggambarkan pemerintahan Jokowi mentereng di luar, tapi remuk di dalam. Dihargai negara luar, tapi belum mampu menyelesaikankan persoalan-persoalan di dalam. Buya juga tak segan mengecam FPI. Buya menyebut FPI sebagai preman berjubah, karena sering melakukan aksi-aksi kekerasan kepada kelompok masyarakat yang tidak sejalan dengan mereka. Buya juga termasuk satu dari sedikit tokoh Islam yang membela Ahok yang difitnah menista agama.
Buya mengatakan bahwa Ahok tidak melakukan penistaan agama. Pandangannya saat itu melawan pendapat mayoritas tokoh Islam lainnya, termasuk MUI. Tapi di balik sikap kritisnya, Buya juga sosok yang sederhana dan bersahaja. Beliau tetap rela ikut antri saat mau dirawat di RS Muhammadiyah. Padahal sebagai mantan ketua umum, beliau punya keistimewaan untuk didahulukan. Ketika menghadiri rapat di Istana Bogor sebagai watimpres, Buya memilih naik KRL. Padahal staf kepresidenan sudah menjemputnya. Indonesia bangga pernah pernah punya guru sekaligus teladan, seperti Buya Syafii Maarif. Selamat jalan, Buya.