Masih ingat kasus santri yang tewas di salah satu pesantren di Kediri? Miris banget deh dengar apa penyebab tewasnya. Astagfirullah…
Jadi, santri yang tewas itu bernama Bintang Bilqis Maulana. Dia santri Pondok Pesantren Al Hanifiyyah di Kediri. Jumat lalu dia tewas di pesantren itu akibat dianiaya 4 seniornya. Seiring pemeriksaan yang dilakuin polisi, para pelaku mulai ungkapin alasannya. Salah satu alasan penganiayaan itu karena Bintang jarang mengikuti shalat berjamaah. Hal ini diungkapin kuasa hukum empat pelaku, Rini Puspitasari.
Rini bilang, para pelaku dan Bintang tinggal satu kamar. Nah, pelaku kerap kali memergoki Bintang nggak mengikuti shalat berjamaah. Mereka mencoba menasehati dan berkomunikasi dengan Bintang. Tapi Bintang kerap nggak mematuhi. Karena jengkel dan frustasi, para pelaku akhirnya memukul dengan upaya memberi efek jera. Para pelaku semakin geram saat Bintang nggak ikut shalat berjamaah lagi keesokan harinya. Saat ditanyai, Bintang menjawab akan shalat setelah mandi.
Tapi setelah Bintang selesai mandi dan belum berpakaian, para pelaku membawa Bintang ke kamar. Mereka menegur Bintang dan kemudian memukuli Bintang. Masalahnya, kondisi Bintang memburuk dan meninggal dunia. Mirisnya, para pelaku ini nggak mempertimbangkan kondisi Bintang. Padahal sebelum kejadian itu, Bintang baru saja sembuh dari masa sakitnya. Karena itu dia masih izin nggak sekolah dan nggak ikut shalat berjamaah.
Apa yang terjadi di pesantren di Kediri ini jelas membuat kita sedih banget. Memang melaksanakan shalat itu wajib dalam Islam. Kewajiban ini kemudian diadopsi dalam aturan pesantren, khususnya shalat berjamaah. Tapi kewajiban itu kan bukan berarti nggak ada dispensasi jika santri sedang kurang sehat.
Kalaupun Bintang sehat dan melanggar aturan pesantren itu, apa iya harus disiksa seperti itu? Apalagi berefek fatal sampai menghilangkan nyawa.
Semoga kasus kekerasan di pesantren benar-benar bisa dihentikan. Stop kekerasan di pesantren!
