Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo nemuin Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, di Rumah Tahanan (Rutan) KPK, di Kuningan Jakarta, pada 14 April 2025 kemarin. Romo Suharyo bilang kunjungan itu bagian pelayanan menjelang Paskah. Yang dia kunjungi juga bukan hanya Hasto, tapi juga beberapa tahanan lainnya. Menurutnya, apa yang dia lakukan mengikuti jejak Paus setiap menjelang Paskah. ”Coba kita lihat, kalau kenal dengan Paus Fransiskus. Ketika masih sehat, kalau masa-masa paskah begini, pada hari Kamis nanti, beliau selalu datang ke penjara”, katanya.
Kegiatan kunjungannya itu sebenernya bagian dari agenda Gereja Katolik. Tema kali ini adalah peziarah pengharapan. “Kunjungan ke saudara di tahanan adalah bagian dari ziarah berbagi harapan,” ucapnya. Tak hanya sekedar berkunjung Romo Suharyo menyampaikan sejumlah pesan khusus buat Hasto. Antara lain pesan untuk puasa 3 hari 3 malam tanpa makan dan minum seperti amalan yang dilakukan salah satu tokoh Alkitab yaitu Ester. Dia juga minta Hasto membaca sejumlah doa. Salah satunya adalah doa yang diceritakan dalam kisah para rasul.
Selain alasan pastoral, Romo Suharyo juga mengaku dia dan Hasto itu teman dekat karena jarak rumah keduanya yang nggak terlalu jauh pas tinggal di Yogya. Romo Suharyo mengungkap sejumlah pembicaraannya dengan Hasto di rutan. Antara lain pengakuan Hasto yang nganggap penahanannya sebagai masa retret buat menyucikan dirinya. Politisi PDI-P itu juga mengaku mulai rutin bangun pagi, berdoa, refleksi, olahraga, berpikir, dan berdiskusi dengan tahanan lainnya.
Hasto ditahan di Rutan KPK sejak 20 Februari 2025. Hasto Didakwa Jaksa karena merintangi penyidikan dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI Harun Masiku oleh mantan Anggota KPU Wahyu Setiawan. Hasto dianggap melanggar Pasal 21 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Kunjungan Romo Suharyo bukan agenda politik, melainkan agenda rutin rohani atau hubungan personal lama. Ini justru menunjukkan wajah Gereja yang mau turun ke bawah, hadir di tempat yang nggak nyaman, dan nemenin orang-orang yang lagi jatuh.
Ini persis semangat yang selama ini diteladani Paus Fransiskus. Paus Fransiskus itu punya tradisi unik: tiap Kamis Putih menjelang Paskah, beliau selalu datang ke penjara. Kadang mencuci kaki napi, kadang duduk bareng mereka. Simbolnya jelas: Tuhan nggak jauh dari mereka yang jatuh. Dan kayaknya, itu juga yang pengin disampaikan Romo Suharyo. Kunjungan ke Hasto bukan karena Hasto siapa, tapi karena Gereja harus ada di tengah manusia, termasuk yang sedang terpuruk.
Semua orang masih punya ruang buat berubah, bertumbuh, dan merenung. Kalo kita percaya bahwa manusia bisa belajar dan memperbaiki diri, maka kehadiran sekecil apapun bentuknya itu jadi penting banget. Karena kadang, yang dibutuhin bukan penghakiman, tapi pengingat bahwa dia masih manusia dan masih layak ditemani. Kunjungan ini bukan soal politik. Bukan soal siapa bener, siapa salah. Tapi soal nilai: bahwa harapan dan pendampingan rohani itu nggak berhenti di luar pintu rutan. Yuk bijak dalam bersikap!