War takjil kayaknya bakal comeback lagi nih di Ramadhan tahun ini. Makanya warga muslim +62 mesti gerak cepat. Kalau nggak, siap-siap aja nanti cuma dapet hikmahnya doang! Euforia war takjil mulai terasa di satu video yang diunggah akun @rayanzakids pada 12 Januari lalu.
Konten berdurasi 33 detik ini berisi kumpulan kelakuan para warga non muslim +62 yang semangat banget buat ikut war takjil. Tulisan di videonya: war takjil akan segera dimulai, dengan caption “siap2 war takjil lg”. Di adegan pertama terlihat ada bapak-bapak pake kemeja dan peci lagi beli takjil. Eh pas lengan kemejanya diangkat ternyata ada tato salib dong. Ada juga tulisan “kirain pak haji, ternyata eh ternyata”.
Terus juga terlihat seorang laki-laki yang didandani sama ibunya pake baju koko plus sarung, dan nggak ketinggalan peci setinggi langit yang kocak banget. Tulisannya, POV: lu kristen tapi ditumbalin nyokap buat borong takjil. Ada lagi nih seorang wanita Chindo yang lagi gendong anaknya dengan ekspresi sedih. Si wanita ini diketahui beragama Islam, tapi karena wajahnya seperti keturunan etnis Tionghoa dan nggak berhijab dia sering dikira non muslim. Awal tulisannya “Chindo muslim yang tiap beli takjil dipelototin (dikira nonis)”. Tiba-tiba aja si wanita pake jilbab sambil tersenyum dengan anaknya yang mengenakan peci dengan caption “haruskah begini biar ga dipelototin lagi pas beli takjil”.
Ada juga di video lain dari akun @brutalkidz pada 11 Februari lalu dengan tulisan “yang ibadah 1 agama, yang rebutan takjil 5 agama”. Akun ini juga memposting soal war takjil pada 13 februari lalu. Sambil melipat sajadah dia nulis “Tolong pemerintah untuk War Takjil Ramadhan nanti dibuat per ZONASI agama. Biar yang punya event kebagian”.
Aksi kocak warganet nonmuslim +62 lainnya dilakukan akun @eloardoruanse pada 14 Februari lalu. Disitu terlihat dia lagi ngelus-ngelus jenggotnya. Tulisan di videonya “Kalian pikir aku manjangin jenggot untuk apa? Ya war takjil lah” diakhiri dengan emot tertawa.
Pastinya tren ini positif banget. Tren ini nggak hanya mencerminkan keragaman budaya kuliner Indonesia aja loh. Tapi juga memperlihatkan tingkat toleransi dan kerukunan antarumat beragama yang semakin erat. Partisipasi non-Muslim dalam tradisi berburu takjil nunjukin keterbukaan dan saling menghormati antar komunitas beragama.
Guru Besar Universitas Airlangga, Prof. Dr. Bagong Suyanto, bilang fenomena ini dapat mempererat tali persaudaraan antar umat beragama. Fenomena ini juga bisa jadi bentuk kerukunan nyata di masyarakat Indonesia. Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang, Rachmad K. Dwi Susilo, juga tegasin takjil lebih mengarah pada kedermawanan sosial dibanding ritual agama.
Makanya semua kelompok, termasuk non-Muslim, bisa menikmati takjil tanpa beban deh. Tapi ingat ya, jangan diborong semua! Kan kasian saudara muslim kita yang justru berpuasa, eh pas mau beli takjil malah dapet hikmahnya aja. Ada yang cuma dapet remahan gorengan,ada yang cuma dapet sisa air dari es campur. Intinya secukupnya aja, teman-teman. Semoga tradisi positif ini bisa terus berlangsung di tahun-tahun berikutnya dan juga di hari raya besar keagamaan lain ya. Yuk jaga tradisi kerukunan beragama di Indonesia!
**KATEGORI: KEBERAGAMAN**