Ade Armando Jadi Korban Pelintiran Media

Published:

Tahu Ade Armando kan? Ketua Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) itu jadi korban pelintiran berita oleh media. Jadi, baru-baru ini Ade mengkritik kemunculan bacapres dari PDIP, Ganjar Pranowo, dalam siaran azan di sejumlah stasiun televisi milik MNC Group. “Masak serendah ini sih kampanye politiknya?” kata Ade di akun media sosialnya. KPI, kata dia, punya aturan yang melarang disusupkannya iklan dalam adzan televisi. Jangan mentang-mentang pemilik stasiun TV itu pendukung Ganjar, terus jadinya boleh ada iklan Ganjar dalam azan, kata Ade.

Komentar politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu rupanya menarik bagi media dan mengangkatnya. Salah satunya Tribunnews Medan. Masalahnya, judul berita di media itu mengesankan seolah Ade menghina Ganjar. Begini judul berita yang ditulis media sekelas Tribunnews itu. ‘Ganjar Muncul di Iklan Azan Magrib, Ade Armando: Bacapres Penyuka Film Bokep Terlihat Soleh’. Tolong dicatat ya, judul itu menyesatkan. Ade nggak pernah bilang Ganjar itu ‘Bacapres Penyuka Film Bokep terlihat Sholeh’. Terus, kenapa redaksi Tribunnews Medan bisa-bisanya bikin judul yang provokatif begitu?

Ada beberapa kemungkinan. Pertama, redaksi Tribunnews Medan sengaja mau mengadu domba Ade dengan kubu Ganjar. Tapi, kata Ade, dia dan Tribun, terutama Tribunnews Medan, nggak pernah punya masalah. Kemungkinan kedua, redaktur Tribunnews Medan pengen bikin judul yang sensasional. Kalau dibaca isi beritanya, akan ditemukan kutipan dari netizen dengan nama akun @SuramaduJingga. Komentarnya pedas sekali. Dia nulis: “…memanfaatkan tayangan adzan di siaran TV agar bacapres penyuka film bokep terlihat sholeh, maka itu masuk golongan munafiqun….”

Jadi jelas, ucapan bahwa Ganjar penggemar film bokep itu bukan datang dari Ade, tapi dari akun itu. Ade sudah minta Tribunnews Medan untuk mengubah judul itu. Tribunnews Medan sudah mengubahnya: “Ganjar Muncul di Iklan Azan Magrib, Ade Armando: Jangan Mentang-mentang yang Punya Dukung Ganjar”. Mudah-mudahan kasus seperti ini nggak terulang lagi ya. Jangan sampai kita kehilangan kepercayaan kepada media mainstream cuma karena pengen banyak yang klik dengan bikin judul berita yang sensasional. Media mainstream, tolong jaga marwahmu!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img