Jakarta, PIS – Bestie PIS, ada kabar baik nih. Pasal Penodaan Agama, pasal 156a, udah dicabut. Alhamdulillah. Buat Bestie PIS yang nggak ikutin perkembangan. Jadi, DPR udah resmiin Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) jadi Undang-undang.
RKUHP emang kontroversial. Ada kelompok masyarakat pro, tapi ada juga yang kontra. Tapi, yang terpenting Pasal Penodaan Agama udah dicabut dan nggak berlaku lagi. Asal tahu aja, Bestie PIS. Pasal Penodaan Agama itu banyak makan korban.
Pasal itu bahkan dituding ikut nyuburin intoleransi dan konflik beragama di Indonesia. Pasal karet ini sering dipakai kelompok intoleran untuk nyerang kelompok minoritas. Bahkan, dijadiin senjata politik untuk ngebungkam lawan politik.
Salah satu korbannya adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ucapannya soal surat Al-Ma’idah 51 diplintir. Ahok seolah-olah dianggap sudah nistain agama. Buntutnya, Ahok harus mendekam di penjara pake Pasal Penodaan Agama.
Juga ada Meliana di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Ibu rumah tangga itu awalnya ngeluh soal suara azan yang bising. Tapi dia dijerat pake pasal Penodaan Agama dan masuk penjara.
Padahal dia nggak sama sekali punya niat nistain agama. Kasihan, kan? Nah, sekarang pasal Penodaan Agama udah nggak ada lagi UU KUHP yang baru. Yang ada, pasal 300 soal Tindak Pidana Agama, Kepercayaan, dan Kehidupan Beragama dan Kepercayaan.
Pasal itu nggak karet dan nggak multi tafsir. Sehingga orang nggak mudah dituduh nistain agama. Pencabutan Pasal Penodaan Agama tentu jadi kabar baik buat keberagamaan kita. Kelompok radikal nggak lagi punya senjata untuk diskriminasi minoritas atas nama agama.
Akhirnya, benar apa yang dibilang almarhum Gus Dur, Tuhan tak perlu dibela. BAGAIMANA MENURUTMU, BESTIE PIS?