Aneh! Nolak FKUB Kok Karena Takut Agama Lain Datang

Published:

Keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ditolak keberadaannya di di Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan. Setidaknya, penolakan ini dilakukan oleh sejumlah mahasiswa dan pelajar, yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Tolikara (HMPT). Alasannya, gak ada urgensinya keberadaan FKUB karena masyarakat disana semuanya pemeluk Kristen Gereja Injili di Indonesia atau GIDI.

“Toli adalah Yerusalem dan tidak ada agama lain seperti Islam, Hindu, Budha, Katolik, dan Konghucu,” ujar Ketua HMPT Kota Studi Jayapura, Misoi Wanimbo. Menurut Wanimbo keberadaan FKUB diperlukan jika di daerah itu terdapat pemeluk berbagai agama. Wanimbo juga menegaskan Forum itu cocok ada Kabupaten Jayawijaya, Keerom, dan Jayapura serta Kota Jayapura, karena di daerah-daerah tersebut terdapat banyak agama. Wanimbu juga mengkritik keberadaan FKUB di daerah lain yang sering yang sering terlalu berpihak kepada salah satu agama. Menurutnya salah satu fungsi FKUB untuk membangun dan menjaga kebersamaan antar umat beragama.

Namun, dalam prakteknya umat agama tertentu sering dihalangi saat mau melakukan ibadah atau mendirikan tempat ibadah. Dan mirisnya FKUB sering membiarkan perlakuan itu berlangsung. Ini terjadi baik di Jawa, Sumatera dan daerah-daerah lainnya. Selanjutnya Wanimbu meminta Ketua FKUB Papua Pegunungan segera membatalkan FKUB Tolikara. Dia juga meminta Ketua GIDI Wilayah Toli, yang saat ini ditunjuk sebagai Ketua FKUB Tolikara untuk mengundurkan diri. Karena dia juga menjabat sebagai ketua GIDI Tolikara. Penolakan juga dilakukan oleh perwakilan pemuda GIDI.

“Kami bersama mahasiswa, kami juga menolak FKUB Tolikara,” ujar Ketua Pemuda GIDI, Moses Weya.
Moses beralasan, dia khawatir keberadaan FKUB di Tolikara akan mengundang banyak agama lain datang ke wilayah Tolikara.

Hmmm di semua agama, ada aja ya orang-orang yang bersikap intoleran. Penolakan dengan alasan tidak ada pemeluk agama lain adalah alasan yang mengada-ngada. Indonesia adalah negara yang dari awal menganut kebhinekaan. Warga beragama apapun berhak tinggal di mana saja, di seluruh Indonesia. Jadi, tidak menutup kemungkinan di satu wilayah itu ada penganut agama lain di luar agama mayoritas. Dan hak-hak mereka juga harus dilindungi, berapapun jumlahnya. Apalagi ada pernyataan takut akan mendorong agama lain datang ke daerah itu, itu bener-bener alasan yang berangkat dari sikap intoleran.

Jangan biarkan sikap seperti itu berkembang. Yuk kita sadari bersama, Indonesia adalah milik bersama, gak ada ketentuan satu wilayah hanya boleh dihuni oleh agama tertentu.

Indonesia untuk semua!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img