Jakarta, PIS – Gelar doang berpendidikan, agamis. Tapi kelakuan, BIADAB! Astaga. Maaf ya kalo saya marah-marah gini, besti. Saya lagi kesel abis baca berita tentang siapa pelaku kekerasan di lembaga pendidikan.
Kata Wakil Ketua Komnas Perempuan, Olivia Salampessy, pelakunya kebanyakan tenaga pendidik. Yang bikin saya kesel, mereka itu ada yang guru agama, dosen, sama ustadz. Gila banget kan!
Jadi, kasus kekerasan seksual terjadi di semua lembaga pendidikan. Mulai dari kampus, pesantren, SMA, sampe TK. Pendidikan umum atau agama, bahkan sekolah luar biasa. Dari semua jenjang, kasus yang paling sering terjadi di lingkungan kampus.
Ada 35 kasus, guys. Bentuk kekerasan seksualnya macem-macem. Ada pencabulan, pelecehan, daann yang paling parah perkosaan! Kalo di kampus, paling banyak kasus perkosaan.
Soal pelaku, ada 28 orang dari kalangan guru dan ustadz. Lima belas orang dari dosen. Belasan lainnya dari tenaga pendidik seperti pelatih. Sampe Juli 2022 aja, udah ada 12 kasus kekerasan seksual.
Kalo di-break down, ada beberapa modus kasus kekerasan seksual. Mulai dari bimbingan skripsi sampe doktrin agama yang manipulatif dan ngaco. Yaa intinya sih relasi kuasa, bestie.
Jujur ya, kasus-kasus kayak gini tuh nyesek banget. Sekolah, kampus, pesantren kan harusnya jadi tempat TERAMAN untuk belajar dan bermain. Ini malah jadi sarang predator seks!
Emang sih udah ada UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual buat melindungi mereka yang rentan jadi korban. Tapi, itu aja nggak cukup, bestie. Butuh upaya dari kita semua untuk terlibat dalam memberantasnya, terutama di lembaga pendidikan. Yuk, bersuara kalo ada kasus kekerasan di sekolah kamu.