Dalam Narasi Kepahlawanan Indonesia, Peran Perempuan Terpinggirkan

Published:

Jakarta, PIS – Indonesia memiliki banyak pahlawan nasional loh, jumlah itu bisa bertambah jika ada usulan nama baru. Misalnya usulan Muhammadiyah untuk mencantumkan Buya Syafii Maarif sebagai pahlawan nasional.

Saat ini nih pahlawan lelaki mencapai 185 orang, sedangkan perempuan hanya 15 orang. Menurut Wakil Ketua Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin, perbedaan mencolok itu disebabkan perspektif penulisan sejarah.

Sejarah kepahlawanan kita ditulis dari pendekatan maskulin, atau dari perspektif lelaki. Karenanya pahlawan perempuan kurang tampil dalam narasi besar tokoh kepahlawanan nasional.

“Publik minim sekali mengenali dan mengetahui tokoh dan kiprah pahlawan perempuan,” katanya. Mariana menyebutkan, banyak pahlawan perempuan yang berjuang sebelum kemerdekaan, tapi minim dikenal dan dipublikasikan.

Nama mereka tidak dicantumkan dalam literatur sejarah dan bahan ajar di sekolah-sekolah. Padahal kekayaan budaya Nusantara menyimpan banyak sejarah lokal tentang perjuangan tokoh-tokoh perempuan.

“Para tokoh ini lintas generasi dan lintas sektor dengan kekuatan kearifan lokal masing-masing,” kata dia. Komnas Perempuan (KP) mendorong penulisan sejarah nasional maupun regional mengenai peran signifikan para tokoh perempuan.

KP juga mendorong pengenalan tokoh-tokoh pahlawan perempuan dari berbagai daerah, berikut kiprahnya. Selain itu, KP juga mendorong penulisan sejarah yang lebih inklusif. Serta memberikan dukungan bagi kepemimpinan perempuan di masa kini dan mendatang.

Fakta tentang terpinggirkannya perempuan dalam narasi kepahlawanan itu merupakan wujud ketidakadilan gender. Pangkalnya karena ada norma gender yang menempatkan perempuan sebagai pihak kedua.

Norma gender adalah karakter yang dikonstruksi oleh masyarakat untuk memisahkan dua kategori, maskulin dan feminim. Perempuan sering jadi korban karena berkarakter feminim dan dianggap lemah atau memiliki kekurangan.

Termasuk dalam narasi kepahlawanan dalam sejarah perjuangan Indonesia. Padahal ada lebih banyak nama pahlawan perempuan dalam kisah-kisah kepahlawanan lokal. Para pahlawan perempuan yang tidak tertulis dalam lembaran sejarah itu wajib dimunculkan.

Karena seperti kata Soekarno,  Bangsa yang besar itu yang menghargai jasa para pahlawannya..

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img