Jakarta, PIS – Kekerasan yang diduga berbasis agama terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Tepatnya di Dusun Ganjar, Desa Mareje, Lombok Barat, korbannya adalah warga beragama Budha. Kekerasan bermula ketika pawai di malam takbiran pada 1 Mei lalu. Pawai tersebut diikuti beberapa pemuda dari Dusun Bangket Lauk, Desa Mareje. Ketika pawai berlangsung, mereka meledakkan petasan di depan kandang sapi milik Rahim alias Amaq Runa, di Dusun Ganjar. Rahim yang terganggu, lantas menegur para pemuda tersebut. Bukannya menyadari kesalahan dan meminta maaf, mereka justru memukuli Rahim.Kasus kekerasan ini sempat ‘dimediasi’ oleh aparat keamanan esok harinya.
Namun, ternyata kekerasan tidak berhenti sampai di situ. Pada 3 Mei terjadi keributan antara warga Dusun Ganjar dengan warga Dusun Bangket Lauk. Meski dikabarkan sudah redam, namun terjadi penyerangan di Dusun Ganjar malam harinya. Enam rumah di kantor sekretariat Lembaga Pembinaan Keagamaan Buddha (LPKB) Dusun Ganjar diserang dan dibakar massa intoleran. Kendaraan milik warga beragama Buddha juga ikut dibakar: 1 Vario, 1 Nmax, 1 Scoopy, dan 1 Kaisar roda 3. Penyerangan ini diduga tidak terjadi secara alamiah. Sebelumnya, beredar ujaran kebencian dan provokasi untuk memerangi warga beragama Buddha di Desa Mareje. Provokasi itu dilakukan melalui speaker masjid dan media sosial. Akibat penyerangan itu puluhan warga beragama Buddha mengungsi ke Polres Lombok Barat dan Polda NTB.
Kabid Humas Polda NTB Kombes Artanto menyatakan, kepolisian serius menangani permasalahan tersebut. Ia juga meminta masyarakat untuk tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. Kita mengapresiasi Pemda NTB dan Pemda Lombok Barat yang akan membiayai perbaikan rumah warga yang dibakar. Semoga pelaku segera ditangkap dan dihukum berat, agar menimbulkan efek jera. Kita juga berharap warga yang mengungsi bisa segera pulang ke rumahnya masing-masing. Jangan beri tempat pada tindakan kekerasan, apapun alasannya. Ayo dukung terus upaya menegakkan toleransi di Indonesia.