Jakarta, PIS – Kawan PIS, beredar video yang ngusik kebahagiaan momen Natal kemarin. Dalam video itu, terlihat beberapa warga ngelarang umat Kristen beribadah. Pelarangan itu dialamin jemaat Advent Ratatotok di Buyat, Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut).
Dalam video itu, tampak seorang perempuan pakai jilbab protes dan terlibat adu mulut dengan salah satu jemaat gereja. Dia bilang mereka nggak boleh beribadah di tempat itu. Perempuan itu terus ngancam jemaat gereja jika tetap beribadah di rumah itu.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulut, Hi Sarbin Sehe, itu video lama yang terjadi April lalu. Sarbin bilang kasus udah diselesaiin pemerintah, kemenag, kepolisian, dan FKUB setempat.
Katanya, video itu diviralin lagi sama pihak yang nggak bertanggung jawab dan ingin perkeruh suasana Natal. Sarbin bilang perayaan Natal di Boltim aman terkendali dan umat Kristen khusyuk beribadah.
Selain itu katanya, semua pihak bisa saling menjaga dan bertoleransi dengan baik antara sesama. Kata Sarbin, masyarakat awalnya keberatan. Karena rumah tinggal dijadiin rumah ibadah tanpa sepengetahuan warga maupun pemerintah.
Tapi, katanya, Kantor Kemenag dan pemerintah setempat sudah memberikan bantuan. Supaya rumah ibadah jemaat advent bisa memenuhi persyaratan izin yang berlaku. Beredarnya video penolakan itu semakin memperjelas kondisi kebebasan beragama di Indonesia yang masih buruk.
Tahun lalu, di Tulang Bawang, Lampung, ibadah umat Kristen dihentiin dengan alasan nggak punya izin. Bahkan berujung penurunan salib. Aturan izin pendirian rumah ibadah di Indonesia selama ini cenderung tidak pro minoritas.
Bahkan ikut memperburuk kebebasan beragama. Belum lagi ulah ormas radikal yang memprovokasi warga untuk menolak pendirian rumah ibadah. Ini pekerjaan rumah bagi pemerintah dan semua pihak.
Bila nggak segera dibenahi, kebebasan beragama di negeri ini akan semakin memburuk. YUK, JANGAN HALANGIN PENDIRIAN RUMAH IBADAH!
