Kenapa Merayakan Ulang Tahun di Panti Asuhan Nggak Boleh?

Published:

Boleh nggak sih kita rayain ulang tahun anak di panti asuhan? Kata Psikolog Ambika Agarwal, jangan. Menurutnya, bukannya senang, anak-anak panti justru mengalami kepahitan. Ambika adalah konten kreator yang di konten-kontennya mengangkat isu parenting. Pandangannya itu disampaikan di akun Instagramnya @true_parenting_story pada 12 Maret lalu. Di videonya dia nulis, ”Jangan pernah merayakan ulang tahun anak kamu di panti asuhan”.

Merayakan ulang tahun anak di panti asuhan ibaratnya kayak 2 sisi mata uang. Di satu sisi, para orangtua menganggap itu cara yang bagus buat ngajarin anak rasa bersyukur dan kebaikan. Tapi coba bayangin ketika anak kita lagi motong kue, lalu dia kita peluk dan merasa dicintai. Ketika itu terjadi tepat di depan mata anak-anak panti, apakah mereka merasakan kebahagiaan yang sama? Ternyata, belum tentu. Bisa jadi sebagian anak panti jurus merasakan sebaliknya. Tentu bisa dipahamin kalo ada orangtua yang ngadain perayaan ulang tahun anaknya di panti.

Orangtua si anak pengen mengajarkan anaknya kepedulian pada sesama dan berbagi kebahagiaan sejak dini. Apalagi beberapa anak panti terlihat gembira karena dapat makanan dan hadiah. Tapi, tanpa disadari, anak panti yang dipandang sebagai ‘bahan bersyukur’ oleh orang-orang yang beruntung, bukan individu yang benar-benar dihargai. Anak-anak panti itu umumnya udah punya kesadaran mereka berbeda dengan anak lain yang punya keluarga lengkap. Mereka akan merasa sedih, marah, bahkan iri ketika melihat momen emosional di ulang tahun, yaitu berpelukan.

Banyak anak panti mengalami attachment trauma karena kehilangan orangtua atau mengalami penelantaran. Melihat anak lain mendapatkan kasih sayang langsung dari orangtuanya bisa memperparah luka batin mereka. Inilah yang disorot Ambika. Perayaan ulang tahun itu menjadi semacam eksklusi emosional bagi anak panti. Mungkin nggak semua anak panti. Mungkin cuma sebagian. Tapi sebagian anak panti itu akan menyimpan luka panjang yang nggak terlihat.

Luka itu berpotensi menjadi bom waktu. Apalagi, nggak bisa dipungkiri kegiatan mengadakan perayaan ulang tahun di panti dilakukan demi memuaskan ego pemberinya. Fenomena ini disebut poverty porn atau charity porn. Charity porn adalah ketika aksi amal atau bantuan kemanusiaan dieksploitasi untuk menarik perhatian. Sering kali aksi ini dilakukan demi keuntungan pribadi atau citra baik si pemberi bantuan. Orang lain diharapkan akan lebih kagum sama si pemberi bantuan, bukan fokus ke penderitaan orang yang dibantu.

Lalu gimana dong? Apa ada alternatif untuk ngajarin anak peduli pada sesama dan berbagi kebahagiaan sejak dini, tanpa terjebak dalam kubangan charity porn? Salah satunya, anak bisa diajak menyisihkan uang jajannya untuk membiayai workshop keterampilan melukis, menjahit, memasak, atau bermain musik bagi anak panti. Uang yang disisihkan itu juga bisa jadi beasiswa bagi anak panti yang ingin sekolah lebih tinggi. Singkatnya, anak diajak memberikan bantuan secara konsisten yang berdampak jangka panjang dan berkelanjutan bagi anak panti. Tanpa perlu momen haru biru perayaan ulang tahun yang didramatisasi sedemikian rupa.

Berbagi kebahagiaan itu mulia, tapi pastikan kebahagiaan itu dirasakan oleh semua. Bukan demi kepuasan pemberinya aja. Jangan sampai niat baik malah meninggalkan luka panjang yang nggak terlihat. Yuk, tingkatkan sensitivitas dan empati kita!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img