Ketakutan Akibat Semakin Banyaknya Walikota Muslim Di Inggris

Published:

Kalau sekarang ada semakin banyak walikota muslim di Inggris, ini perkembangan yang harus disyukuri atau ditakuti? Ini memang jadi pertanyaan besar saat ini. Inggris itu kan negara dengan penduduk mayoritas Kristen, kok sekarang ada banyak tokoh Islam terpilih jadi walikota di negara itu? Buat kaum muslim, ini mungkin terdengar sebagai berita menyegarkan. Tapi buat orang asli Inggris, bisa jadi nggak begitu. Inilah yang terlihat dalam video viral akun @think.about.th1s.

Dalam video itu, disebut kalau Inggris udah “diambil alih” umat Islam lewat cara disebut sebagai soft jihad. Dia kasih bukti dengan sebutin satu per satu kota besar yang walikotanya Muslim: London, Birmingham, Leeds, Sheffield, Oxford, Blackburn, Luton, Oldham, Rochdale. Padahal, dari total 66 juta penduduk Inggris, umat Muslim “cuma” 4 juta. Kreator video itu bahkan bilang para pemimpin Muslim bawa agenda tersembunyi. Mulai dari bangun 1.800 masjid, ada 80-an pengadilan syariah, sampai kasih tunjangan ke keluarga Muslim dan wajib ajarkan Islam di sekolah. Terus diujung video, ada satu pria yang kasih reaksi dan setuju dengan isi dari video itu. “Pada titik mana Inggris berhenti menjadi Inggris? Saya akan bilang itu sudah terjadi”, ucap pria itu. “Misalnya di London, di mana orang kulit putih Inggris sudah menjadi minoritas”, lanjutnya.

Si pembuat konten ini tampak sekali punya kekhawatiran terhadap Islam. Istilah ‘soft-jihad’ aja sebenarnya gak pernah ada sebelumnya. Ini adalah istilah yang dibuat untuk nyudutin Muslim, seolah-olah upaya mereka memperluas pengaruh lewat jalur damai itu sesuatu yang mencurigakan. Soal para walikota itu, mereka kan dipilih warga secara demokratis? Artinya yang milih mereka pasti bukan Cuma kaum muslim. Artinya, kaum non-muslim pun melihat mereka sebagai pemimpin terbaik. Contohnya Sadiq Khan, Walikota London, dia itu menang tiga kali berturut-turut. Di pemilihan terakhir, dia dapet 43,8% suara dan unggul ratusan ribu suara dari lawannya. Dia dipilih bukan karena Muslim, tapi karena programnya soal transportasi publik, makan siang gratis buat siswa dan kebijakan iklim.

Keluhan soal “pengadilan syariah”, ini juga misleading. Yang dimaksud itu Sharia Councils, bukan pengadilan resmi negara. Mereka cuma lembaga non-pemerintah yang memberi pendampingan hukum keluarga secara sukarela. Jadi, tetap hukum Inggris yang paling atas. Narasi “Muslim hidup dari tunjangan” juga terkesan manipulatif. Padahal, menurut laporan Muslim Power 100, komunitas Muslim nyumbang £31 miliar per tahun buat ekonomi Inggris. Soal pelajaran Islam di sekolah. Itu juga salah kaprah. Di Inggris memang ada pelajaran religious education, tapi semua agama besar dibahas. Tujuannya bukan buat ngedoktrin, tapi biar anak-anak paham keberagaman.

Nampaknya kaum kulit putih Inggris memang harus mulai menerima keberagaman. Inggris sekarang tidak lagi dihuni oleh hanya orang-orang Kulit Putih dan Kristen. Inggris yang demokratis dan maju hari ini harus dibangun bareng-bareng sama imigran, minoritas, dan warga dari berbagai latar belakang. Ancaman justru datang dari ketakutan terhadap kehadiran orang lain. Semangat persaudaraan dalam keberagaman harus ditumbuhkan di negara mana pun, termasuk di Inggris dan Indonesia kita. Yuk kita bangun persaudaraan dan kebersamaan, bukan kecurigaan dan ketakutan!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img