Ketika Pemeluk Kristen Taat memilih Mati Daripada Mengkhianati Kristus

Published:

Pemenggalan 21 pemeluk Kristen di Libya sepuluh tahun lalu adalah peristiwa yang layak dikenang oleh semua pemeluk agama, di mana pun juga. Pada 15 Februari 2015, tragedi itu terjadi. Pelaku kebiadaban adalah organisasi Islam ISIS yang ketika itu sedang berjaya. Kaum biadab ini memaksa 21 orang Kristen ini mengingkari Kristus sebagai Tuhan dan Penyelamat mereka.

21 pria Kristen itu menolak. Karena itu mereka dipenggal. 20 dari 32 korban itu adalah kaum Kristen Koptik Mesir yang bekerja di Libya. Satu lainnya adalah orang Ghana. Para pria itu diculik beberapa bulan sebelum kematian mereka. Mereka dipaksa untuk keluar dari Kristen dan masuk Islam. Di dalam tahanan, mereka disiksa, dipukuli, dan hanya diberi waktu sempit untuk tidur.

Pemenggalan para korban itu difilmkan oleh ISIS, dan videonya kemudian disebarkan secara online. Tahun lalu, More Productions membuat sebuah film pendek *The 21*, yang dibuat untuk menghormati dan mengenang keteguhan hati 21 martir tersebut. Film *The 21* sempat masuk nominasi Academy Award, walau di babak terakhir gagal meraih penghargaan.

Para anggota ISIS itu melakukan pemenggalan korban satu per satu dengan harapan itu akan melahirkan rasa ketakutan pada mereka yang masih hidup sehingga mereka meninggalkan kepercayaan terhadap agama Kristen. Harapan ISIS itu tak terpenuhi. Ke 21 pemuda itu tetap bertahan pada keyakinan mereka terhadap Kristus. Dikabarkan, sebelum dipenggal, sebagian pria muda itu meneriakkan kata-kata “Ya Rabb Yesua, ya Tuhan Yesus”.

ISIS adalah sebuah organisasi teroris lintas negara, untuk membangun Negara Islam. Singkatan I dan S dalam nama mereka merujuk pada Irak dan Suriah. Namun dalam perkembangannya, ISIS menyebarkan teror ke banyak negara lain. Pada tanggal 29 Juni 2014, kelompok ini menyatakan dirinya sebagai negara Islam sekaligus kekhalifahan dunia yang dipimpin khalifah Abu Bakr al-Baghdadi. Sebagai kekhalifahan, mereka mengklaim kendali agama, politik, dan militer atas semua Muslim di seluruh dunia.

PBB menyebut ISIS telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang. Cara berperang ISIS memang sangat brutal. Mereka tak segan membunuh, menyiksa, memperkosa warga sipil di daerah-daerah yang dikuasainya. ISIS sangat aktif memanfaatkan media sosial. Mereka mengangkat video-video pemenggalan tentara, warga sipil, wartawan, dan pekerja sosial di internet.

Khalifah mereka al-Baghdadi tewas pada 2019 akibat serangan Amerika Serikat. Sejak saat itu, pimpinan ISIS terus berganti-ganti. Kekuatan ISIS saat ini memang sudah semakin melemah, tapi keberadaannya masih dapat diidentifikasi di berbagai daerah. Misi mereka untuk menghancurkan apa yang mereka sebut sebagai ‘musuh-musuh Islam’ tak akan tercapai selama dunia bersama-sama melawan mereka.

Apa yang dilakukan 21 pemuda di Libya itu adalah contoh bagaimana para pemeluk agama yang taat pada keyakinannya tak akan bisa ditaklukkan begitu saja oleh kebrutalan teror ISIS. Seperti dikatakan produser eksekutif film *The 21*, seorang aktor bernama Jonathan Roumie, dia berharap apa yang dilakukan 21 pemuda itu “bisa menjadi contoh bersinar tentang apa artinya menjadi pengikut setia Kristus sampai akhir hayat”.

Doa kita pada *the 21*! Semoga mereka bahagia di surga!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img