Anggota parlemen, Komeng dikecam gara-gara menjadikan kelangkaan gas 3 kilogram sebagai lawakan. Saat ditanya wartawan tentang kelangkaan gas elpiji itu, sambil tersenyum dia menjawab: “Emang gas harus dibatasi, karena kalau tidak dibatasi akan ngebut terus”. Sebagai wakil rakyat, jawaban Komeng ini gak pantas banget. Komeng seperti tidak punya rasa simpati pada penderitaan rakyat.
Seperti kita ketahui, sebelumnya, masyarakat kecil heboh karena kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. Untuk mendapatkannya, banyak warga yang harus antri berjam-jam. Harganya pun naik secara signifikan, dari semula 20 ribu rupiah menjadi 25 – 30 ribu rupiah. Akibatnya, banyak rakyat kecil yang terhambat menyiapkan makan mereka. Tak hanya itu, banyak pula juga yang terganggu usahanya karena kelangkaan gas 3 kilogram itu.
Masalahnya juga, ini bukan pertama Komeng menjadikan permasalahan yang ada di masyarakat sebagai lawakan. Sebelumnya, saat ditanya wartawan tentang pagar laut dia pun menjawab dengan lawakan. Dia bilang, seharusnya dalam pembangunan pagar laut harus bekerja sama dengan perusahaan teralis, sehingga semuanya bisa dapet uang! Jawaban yang benar-benar tidak mencerminkan diri sebagai pejabat yang digaji dari uang rakyat.
Wajar sejumlah tokoh masyarakat mengecam Komeng. Direktur Eksekutif Political Opinion Dedi Kurniasyah menganggap seharusnya Komeng mendapat teguran keras dari Dewan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Menurutnya Komeng telah meruntuhkan marwah DPD, karena sudah sangat sering merespon isu soal rakyat kecil dengan lawakan. Lawakan Komeng sama sekali tidak mencerminkan keberpihakan dan simpati pada rakyat kecil. Bagi Dedi, Komeng bahkan tidak cukup hanya sekedar ditegur, tapi juga layak untuk dipecat sebagai wakil rakyat.
Tak hanya dari Dedi, kecaman juga datang dari Direktur Pusat Riset Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam. Menurutnya candaan Komeng sangat melukai hati rakyat. Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram bukanlah hal yang bisa dijadikan bahan lelucon. “5,3 juta warga Jabar telah menitipkan aspirasinya kepadanya,” “Jika malah menertawakan rakyat yang sedang memperjuangkan elpiji, sama halnya menghina rakyat yang sedang kesulitan,” tegas Saiful.
Kecaman juga datang dari Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi. Menurutnya Komeng semestinya bisa membedakan dunia hiburan dan perannya sebagai wakil rakyat. “Masa rakyat susah, tapi tanggapannya bercanda? Nggak pantas atuh, Meng,” ucapnya kesal.
Komeng adalah salah satu selebritis yang berhasil menjadi wakil rakyat pada Pemilu Legislatif 2024 lalu. Dia terpilih sebagai anggota DPD mewakili Provinsi Jawa Barat. Popularitas dia yang tinggi, membuat masyarakat Jawa Barat banyak yang memilih dia. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 5,3 juta pemilih Jawa Barat menyalurkan aspirasinya kepadanya. Tentu dengan harapan, Komeng akan memperjuangkan aspirasi masyarakat Jawa Barat di parlemen. Namun dengan tingkah polahnya yang tidak sensitif terhadap isu-isu rakyat kecil, wajar kalau banyak kalangan mulai ragu.
Dewan Kehormatan DPD seharusnya mendengar berbagai suara negatif masyarakat terhadap Komeng. Sudah selayaknya, mereka segera memberi teguran keras kepada Komeng. Bagi Komeng sendiri, mulailah untuk berubah. Sadari, Anda digaji dari uang rakyat, berlakulah selayaknya sebagai seorang wakil rakyat. Tahu diri lah dalam bersikap!