Konflik Sunni – Syiah Menguntungkan Israel

Published:

Konflik Sunni – Syiah menguntungkan Israel? Jika tidak percaya, nihh dengar kesaksian dari seorang jurnalis Israel Edy Cohen. Kesaksian ini terekam dalam sebuah video yang diposting sebuah akun Tiktok @dansud28. Menurut Edy, Israel bersyukur dengan adanya konflik berkepanjangan Sunni – Syiah. Kondisi itu membuat perlawanan dunia Islam terhadap Israel berkurang.
“Kita bersyukur, karena Sunni – Syiah saling bunuh satu sama lain,”
“Jika mereka bersatu, Jika Iran dan Arab Saudi bersahabat, jika Iran dan Saudi bekerjasama, betapa runyamnya kondisi kita,” ucap Edy.

Bahkan Edy bilang, bisa jadi Israel takkan ada di dunia ini. Karena itu dia menganggap, konflik Sunni – Syiah tidak boleh berhenti. Di sisi lain Amerika Serikat merasa beruntung telah bekerjasama dengan Arab Saudi. Ini bahkan disampaikan oleh Presiden terpilih Donald Trump. Menurutnya kedekatan dengan Saudi membuat Amerika memiliki pangkalan militer di kawasan Timur Tengah.

“Seandainya kita tak punya Saudi, kita tak akan memiliki pangkalan besar,” ucapnya. Tak hanya menguntungkan Amerika, menurut Trump kedekatan dengan Arab Saudi juga menguntungkan Israel.
“Israel akan punya masalah besar jika tanpa Arab Saudi,” kata Trump.

Sebenarnya, sinyalemen konflik Sunni – Syiah menguntungkan musuh-musuh Islam sudah lama didengungkan oleh banyak tokoh. Salah satunya mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama, almarhum KH. Hasyim Muzadi. Bahkan menurut Kyai Hasyim, konflik Sunni – Syiah merupakan hasil provokasi yang dilakukan Israel. Ini dia sampaikan pada Februari 2007, setelah dia menerima kunjungan sejumlah parlemen Republik Islam Iran, di kantor PBNU. Pernyataan Kyai Hasyim, sebenarnya bukan kesimpulannya sendiri, tapi hasil pertemuannya dengan sejumlah pemimpin Sunni – Syiah di Lebanon. Saat itu, sebelumnya Kyai Hasyim telah melakukan lawatan ke Lebanon dalam kapasitasnya sebagai Presiden World Conference on Religion for Peace. Konflik Sunni – Syiah merupakan konflik berkepanjangan di dunia Islam.

Mungkin sudah dimulai tak lama setelah Nabi Muhammad meninggal. Bayangkan kalau benar dimulai dari situ, sudah 14 abad konflik itu berlangsung. Dan umat Islam, bahkan sampai saat ini belum mampu menyelesaikannya. Lumrah kalau musuh-musuh Islam memanfaatkan konflik ini, termasuk Israel dan Amerika. Tentu Israel – Amerika berkepentingan dengan terus adanya konflik itu. Karena dengan begitu, kekuatan Islam tidak pernah satu untuk melawan mereka. Bahkan, Amerika dan Israel selalu bisa memanfaatkan salah satu pihak untuk berada bersama mereka.

Yang terbaru dengan apa yang terjadi di Suriah. Negara itu saat ini hancur imbas konflik berkepanjangan Sunni – Syiah. Umat Islam di Indonesia harus belajar dari apa yang terjadi di Palestina, Suriah dan negara-negara lainnya di Timur Tengah.Mempertentangkan Sunni – Syiah tidak ada untungnya. Lebih dari itu, justru menimbulkan kerugian yang besar bagi kemajuan umat Islam itu sendiri.

Kita tidak mesti menjadi satu salam satu aliran keagamaan, Sunni atau Syiah. Tapi yang kita perlukan adalah rasa menghormati dan menghargai keyakinan masing-masing. Demi kemajuan bersama, demi mewujudkan kemerdekaan Palestina, yukk kita bersatu.

Sunni – Syiah yukk bersatu!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img