Jakarta, PIS – Ada aktivitas mencolok pada Ramadan tahun ini yang dilakukan di berbagai kota. Aktivitas itu adalah kegiatan membaca al-Quran di fasilitas umum dengan jumlah peserta hingga puluhan orang. Fenomena ini nampaknya tidak ditemui pada Ramadan sebelumnya, bahkan sebelum pandemi. Kegiatan ini dikabarkan berlangsung di 4 kota berbeda. Jogjakarta, Riau, Bandung, dan Jakarta. Di Jogjakarta, kegiatan ‘Jogja Mengaji’ dilakukan di trotoar Jalan Malioboro menjelang Ramadan. Di Riau, kegiatan ‘Riau Mengaji’ dilakukan di sepanjang trotoar di depan rumah dinas Gubernur Riau pada 17 April lalu.
Di Bandung, kegiatan ‘Ngaji on The Road’ dilakukan di trotoar Jalan Ir Djuanda pada 19 April lalu. Di Jakarta, kegiatan mengkhatamkan al-Quran dilakukan di trotoar Masjid Raya Islamic Centre pada 18 April lalu. Setidaknya ada alasan utama yang dikemukan para inisiator masing-masing kegiatan tersebut. Pertama, menciptakan tradisi baru menyambut Ramadan. Kedua, upaya mencintai dan membudayakan membaca al-Quran. Dua alasan itu tentu mulia dan perlu didukung. Namun, yang jadi masalah, dan ini yang dikritik banyak pihak, kegiatan itu dilakukan di trotoar yang merupakan fasilitas umum. Apalagi kegiatan itu melibatkan peserta hingga puluhan orang. Ini jelas mengganggu aktivitas masyarakat secara umum. Lalu lintas, terutama di lokasi kegiatan, menjadi tersendat dan terhambat. Bukankah niat yang baik harus dilakukan dengan cara yang baik agar niat baik itu tersampaikan dengan baik? Mudah-mudahan Ramadan membuat kita lebih peka dan lebih mengedepankan kepentingan bersama. Mari cintai al-Quran dengan cara yang ramah sesama.