Jakarta, PIS – Kini beredar luas di media sosial tentang suasana konser musik di Aceh yang penontonnya dipisah antara laki-laki dan perempuan. Video yang mengundang perharian warganet itu diunggah di akun TikTok @u_b_a_y dan mengundang reaksi.
Kejadian itu terjadi di Stadion Harapan Bangsa, Bansa Aceh, pada 19 Juli lalu. Dalam konser itu tampil adalah Pasha Ungu dan Vellarocka, selain juga ada pertunjukkan tari. Beragam komentar atas suasana konser tersebut.
Sebagian mendukung, karena dianggap bisa mencegah terjadinya pelecehan seksual terhadap penonton perempuan. “Lebih aman juga sih, menghindari risiko keinjak dan menghindari pelecehan,” ungkap @bukan_tanteee_lala. Ada juga yang menertawakan
“Ngakak, muka cowoknya pada nggak mood,” ujar akun @ryana_1237. Sejak Aceh diberi kewenangan menerapkan syariah Islam, muncul banyak aturan terkait perempuan. Dari mulai kewajiban mengenakan jilbab, larangan mengenakan pakaian ketat, larangan perempuan dan laki-laki berboncengan sepeda motor.
Juga aturan memisahkan siswi perempuan dengan siswa laki-laki dan beberapa aturan lainnya. Termasuk memisahkan perempuan dan laki-laki dalam suatu pertunjukkan dan di tempat pariwisata.
Seperti yang ditunjukkan dalam video konser musik tersebut. Bila pemisahan berdasarkan gender di Aceh semakin meluas dimensinya. Bisa saja, anak-anak perempuan dilarang sekolah di luar rumah.
Atau, jangan-jangan… nanti di Aceh malah perempuan dilarang bekerja. Hmm, kalau dilihat gelagatnya hal seperti itu bisa saja terjadi. Mari! Kita cegah dan suarakan agar Aceh tidak menjadi daerah ultra konservatif!