Pengen tahu sikap Paus Fransiskus soal aksi pembakaran Al-Quran di Swedia? Asal tahu aja, pemimpin spiritual tertinggi umat Katolik sedunia itu marah dan mengecam keras aksi provokatif itu.
Kata Paus, aksi itu bukan bentuk kebebasan berpendapat. Kebebasan berpendapat, katanya, bukan berarti bisa jadi alat untuk menghina kelompok lain. “Kitab apa pun yang dianggap suci harus dihormati untuk menghormati pemeluknya,” kata Paus. Menurut Paus, pemerintah seharusnya tidak mengizinkan aksi itu.
Selain Paus, beberapa negara juga mengecam aksi biadab itu, termasuk Pemerintah Swedia sendiri. Pemerintah Swedia menyatakan aksi itu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai yang mereka yakini. “Ekspresi rasisme, xenophobia, dan intoleransi tidak memiliki tempat di Swedia atau di Eropa,” kata Kementerian Luar Negeri Swedia.
Sekedar info, baru-baru ini ada aksi pembakaran Al-Quran terjadi di luar masjid utama Stockholm saat perayaan Idul Adha. Pelakunya adalah Salwan Momika (37 tahun), pengungsi asal Irak. Dia membanting, membakar Al-Quran, dan mencaci maki Islam.
Salwan bahkan bilang bakal melakukan aksi serupa dalam beberapa hari ke depan. Kata Salwan, aksinya itu adalah bentuk protes terhadap langkah Turki yang keberatan atas pengajuan Swedia masuk keanggotaan NATO.
Kecaman dari Paus Fransiskus terhadap aksi Salwan adalah pesan yang penting. Itu menunjukkan aksi Salwan itu sama sekali tidak mewakili barat dan umat Kristen, khususnya Katolik. Ini bisa mematahkan narasi yang selama ini dihembuskan bahwa islamofobia dan serangan terhadap Islam pasti dimotori barat dan non-muslim.
Di sisi lain, Paus berempati dengan umat Islam yang tersakiti karena aksi Salwan itu. Dan asal tahu aja, sikap Paus yang bersahabat dengan umat Islam bukan ditunjukkan kali ini saja. Mudah-mudahan aksi pembakaran Al-Quran tidak kembali terjadi lagi di mana pun.
Stop provokasi umat beragama!