PIS Dikecam Karena Anggap Tidak Ada Kebenaran Agama Yang Absolut

Published:

Sekali lagi, kami di Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) dikecam. Kali ini yang mengkritik adalah akun Tiktok @Muhammad Iqbal. Dia mengkritik soal upaya PIS memperjuangkan toleransi. PIS, menurutnya, hanya memperjuangkan nilai toleransi yang kami ciptakan sendiri dengan menyamaratakan semua agama. Dia menyayangkan banyak orang terhipnotis dengan perjuangan PIS. Menurutnya, lumrah banyak orang terhipnotis karena banyak yang belum tahu seluk beluk pluralisme itu sendiri.

Baginya pluralisme itu tidak ada artinya bagi masyarakat, karena menurutnya pluralisme menafikan kebenaran absolut agama. Katanya, tren-tren pluralisme yang ada. semuanya menafikan kebenaran absolut dari agama-agama. Jadi, kaum pluralis menganggap sikap para pemeluk agama yang menganggap agama yang diyakininya 100 persen adalah sikap yang keliru. Menurutnya, bagi orang-orang yang percaya pluralisme, kebenaran agama itu kebenaran nisbi, kebenaran parsial semata. “Pertanyaannya, rela enggak?” tanya Iqbal.

“Saya sebagai muslim enggak rela kalau dikatakan agama saya tidak absolut, tidak 100 persen benar. Saya tidak rela kalau dikatakan sebagian dari agama saya tidak benar dan sebagian yang lainnya ada di agama lain,” ucapnya. Kemudian Iqbal mewanti-wanti kembali agar masyarakat jangan terhipnotis dengan upaya yang dilakukan PIS memperjuangkan pluralisme. “Sekali lagi jangan sampai terhipnotis. Mereka itu tidak memperjuangkan agama apapun, mereka memperjuangkan nilai yang mereka buat sendiri,” ucapnya. Menurut Iqbal, memang secara teori kaum pluralis terlihat terbuka, toleran, tapi kenyataannya setelah diterapkan ya sama saja, tidak merubah keadaan. Contohnya seperti masyarakat filosofis di New York. Menurutnya, keadaannya sama saja dengan orang-orang yang menerapkan tren-tren pluralisme lainnya, nggak lebih lebih baik juga.

“Kesimpulannya, sebagai seorang muslim, saya tidak terima kalau dikatakan agama saya adalah agama yang tidak absolut, bukan agama yang sempurna dan bukan satu-satunya jalan keselamatan,” terangnya. Tentu saja Iqbal berhak menganggap kami salah. Tapi agaknya Iqbal masih perlu belajar soal pluralisme. Pada beberapa bagian apa yang dia sampaikan, sebenarnya ada benarnya juga. Misalnya saat dia menganggap bahwa menurut kaum pluralis, tidak ada kebenaran agama yang absolut. Tapi bukankah memang kenyataannya begitu? Bukankah banyak agama yang berbeda di tengah masyarakat?

Dan mayoritas penganut agama menganggap agamanya lah yang paling benar. Bukankah itu artinya kebenaran agama itu tidak absolut? Kami menganggap adalah hak masing-masing pemeluk agama untuk mempercayai agamanya yang paling benar. Bagi kami kondisi seperti itu tidak masalah. Yang harus dicegah adalah jangan sampai gara-gara menganggap agamanya paling benar, seorang pemeluk agama menganggap agama lain dengan sendirinya salah. Dengan kata lain, silahkan menganggap agamanya paling benar, tapi hormati juga kebenaran agama yang dianut orang lain. Penghormatan terhadap kebenaran agama yang dianut orang lain, akan menciptakan masyarakat yang lebih damai dan tentram.

Bagi kami, semua agama yang ada adalah ciptaan Tuhan. Tentu saja tidak semua keyakinan bisa diterima. Tapi yang menjadi alasan penolakannya bukanlah karena keyakinan tersebut berbeda dengan apa yang kita yakini. Melainkan keyakinan itu misalnya mengancam kehidupan, membahayakan persatuan, atau keyakinan yang mengajarkan nilai-nilai kejahatan. Kalau agama tersebut memperjuangkan kebaikan, ya semestinya dihormati. Jadi kita saling hormati saja perbedaan keyakinan dan agama.

Yuk hidup damai dalam toleransi!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img