Berbagai kontroversi terdengar dari penyelenggaraan PON XXI Aceh dan Sumatera Utara. Banyak yang menganggap, panitia sebenarnya belum siap menggelar hajatan olahraga terbesar di Indonesia ini. Banyak venue yang belum selesai dikerjakan, akses jalan juga belum tersedia. Jauh dan bahkan becek. Lalu lalang alat berat juga masih terlihat.
Nggak cukup sampai di situ, beberapa atlet juga ngeluh dapet makanan basi, dan AC-nya mati total. Bahkan ada momen pertandingan sempat berhenti gara-gara atap bocor hingga ambruk. Kondisi kayak gini jelas bikin berdampak langsung bagi para atlet. Banyak yang stamina-nya drop karena akses yang susah dan fasilitas minim. Bahkan ada yang sampai pilek atau panas dalam karena terpapar debu proyek.
Nggak cuma masalah teknis, ada juga isu dugaan korupsi. Koordinator Antikorupsi dari MaTA, Alfian, curiga ada penggelembungan harga makanan atlet. Ini muncul seiring protes dari berbagai kontingen soal makanan yang basi dan nggak bervariasi. Kontroversi-kontroversi ini bikin PON kali ini dianggap yang terburuk sepanjang sejarah.
Nanggepin hal ini, panitia ngakuin ada kekurangan, tapi nggak setuju dibilang PON terburu-buru. Mereka bilang udah usaha maksimal. Bahkan, penyelenggaraan PON ini dapet pujian dari Menpora, Ario Bimo Nandito Ariotedjo. Katanya, PON kali ini lebih baik daripada Sea Games Kamboja 2023 atau persiapan Olimpiade Paris 2024.
Hmm mana yang bener ya? Tapi dari banyaknya komplain, rasanya sih emang PON kali ini emang belum siap sepenuhnya. Ini disayangkan sekali, event sebesar ini dipersiapkan tidak dengan serius. Ingat loh, para atlet itu aset bangsa. Mereka adalah talenta yang bisa mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Kalau event-event semacam ini dipersiapkan tidak dengan serius.
Gimana atlet kita akan berprestasi?