Jakarta, PIS – Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar tergolong manusia unik. Dia itu rektor, mengaku professor,tapi tak kapok bikin hoaks. Dia baru saja mengomentari video aksi kekerasan yang diposting akun twitter @Mencaricinta99.
Dalam video tersebut, terekam adegan seorang pria menyiksa pria lainnya. Ada sekitar 10 pria lain yang hanya menyaksikan peristiwa itu. Tidak ada satu orang pun yang berusaha melerai atau menghentikan penyiksaan tersebut.
Akun @Mencaricinta99 sendiri menulis komentar: “Semua diam, saking ketakutannya sehingga tidak berdaya untuk menolong.” Dikatakan pula tidak ada informasi lebih lanjut tentang siapa yang disiksa, di mana kejadiannya, dan apa sebabnya.
Tiba-tiba saja Musni berkomentar ngawur di twitter. “Ini perilaku PKI. Orang baru selesai shalat dihajar. Para pemuda hanya diam tidak membantu. Pemuda tempe!,” tulisnya.
Musni kayaknya ingin menggunakan video itu untuk memprovokasi umat Islam. Padahal dia tidak punya informasi apa-apa. Sontak para netizen berkomentar. Akun Turn Back Hoax segera mengklarifikasi.
Berdasarkan penelurusannya, peristiwa itu terjadi di Thailand. Yang terjadi tidak ada urusannya dengan sholat. Yang terekam adalah adegan pemukulan yang dilakukan atasan ke bawahan terkait tuduhan penggelapan uang.
Sejumlah netizen mengomentari tweet Musni dengan nada hujatan. “Bapak sengaja menyebarkan hoax, parah sekali,” kata satu netizen. “Mentang-mentang September, bikin isu PKI Pak, kapan pinternya?” tulis netizen yang lain.
“Pak Kompresor gak kapok-kapok nyebar hoax?” tulis netizen yang lainnya lagi. Musni memang sudah beberapa kali menyebarkan hoaks. Pada Januari 2022 lalu dia memposting video hoaks jembatan ambruk di Samarinda.
“Proyek yang rendah kualitasnya diduga keras sudah di sunat alias sebagian di korupsi,” tulisnya. Setelah ditelusuri jembatan ambruk itu bukan di Samarinda melainkan di Filipina. Gara-gara hoaks itu, di twitter sempat tranding tagar #TangkapMusniUmar.
Pada Maret 2022, Musni kembali menyebarkan hoaks soal Covid. Dia menyebarkan berita ada 25 pasien covid meninggal dunia di Bali. Padahal yang benar adalah ada pasien covid nomor 25 meninggal di Bali. Jauh kan? Pak Musni, berhentilah nyebar hoaks!