Siap-siap aja untuk nggak bisa nonton drama Korea, film Korea, music Korea atau bahkan jalan-jalan ke Korea. Gara-garanya pemerintah Korea Selatan bikin keputusan darurat militer pada 3 Desember kemarin. Melalui darurat militer ini, pemerintah berusaha memberangus demokrasi dan kebebasan berkreasi. Menurut media Korea, berbagai festival dan acara hiburan di sana dibatalkan satu per satu. Banyak artis kelas atas bilang mereka harus menahan diri untuk sementara.
Darurat militer ini disebut sebagai bencana terbesar bagi industri hiburan pada akhir tahun dan awal tahun baru. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan, darurat militer dilakukan untuk melindungi demokrasi dari ulah kelompok-kelompok oposisi yang terus mengganggu. Presiden menuduh pihak oposisi berusaha melakukan langkah-langkah pemakzulan dirinya. Menurutnya, pihak oposisi di parlemen dengan sengaja memotong anggaran penting, termasuk untuk keamanan publik.
Dia juga katakan, kaum oposisi dan aktivis demokrasi terlalu mendukung kekuatan pro-Korea Utara, negara tetangga sekaligus negara musuh utama yang dianggap siap menyerang Korea Selatan. Di bawah perintah Presiden, DPR yang disebut Majelis Nasional ditutup. Anggota parlemen dilarang masuk ke gedung. Unjuk rasa, protes, pemogokan dilarang. Semua kegiatan politik Majelis Nasional, DPR, partai politik, asosiasi politik dilarang. Semua media dan penerbitan dikendalikan secara ketat. Ini mengejutkan seluruh rakyat, karena Korsel selama ini dikenal sebagai salah satu negara paling demokratis di Asia.
Mereka terakhir melakukan darurat militer 44 tahun yang lalu, pada saat pemerintah otoriter masih berkuasa. Banyak pengamat menganggap pemerintah saat ini sangat khawatir dengan menguatnya kritik dan serangan dari kaum oposisi. Mereka yang melanggar darurat militer akan ditangkap atau digerebek tanpa surat perintah.. Langkah Presiden Yoon ini langsung mendapat serangan balik, termasuk dari partainya sendiri. Ribuan warga sipil berdemonstrasi untuk menyampaikan penolakannya.
Sekitar 190 anggota parlemen berhasil masuk ke Gedung DPR pada Rabu dini hari. Mereka dengan suara bulat menolak deklarasi darurat militer dan menyerukan pencabutannya. Parlemen menganggap langkah Presiden ini mengancam demokrasi, hak asasi manusia, dan ekonomi Korea Selatan. Tingkat persetujuan rakyat terhadap Presiden Yoon kini merosot ke 25 persen, salah satu yang terendah dalam sejarah. Kabar baiknya, pada Rabu ini dikabarkan Presiden Yoon sudah menyatakan mencabut darurat militer akibat luasnya penolakan masyarakat, parlemen, dan kalangan bisnis.
Kita harapkan saja, krisis politik ini bisa segera diakhiri ya. Bukan saja supaya kita semua masih bisa menikmati K-Pop. Tapi juga agar demokrasi di Korea Selatan bisa diselamatkan.