Jakarta, PIS – Bestie PIS, marilah kita doakan nasib perempuan di Afghanistan. Pemerintah di sana baru saja mengeluarkan peraturan baru. Mereka melarang perempuan berolahraga. Jangankan ikut pertandingan, berlatih saja dilarang.
Ini misalnya dialami Noura. Gadis 20 tahun ini bertahun-tahun bertahan dengan hobinya memainkan olahraga cowok. Dia pemain sepakbola, tapi kemudian beralih ke tinju. Keluarganya keberatan.
Ia pernah dipukul ibunya. Ia pernah diejek tetangganya. Selama ini semua tak ia hiraukan. Tapi sekarang ia akhirnya harus menyerah. Yang melarang berolahraga bagi perempuan adalah penguasa dan dia tak bisa melawan.
Pemerintah Afghanistan saat ini memang berpikiran sangat sempit. Olahraga perempuan dianggap sebagai pelanggaran terhadap kesopanan dalam masyarakat. Padahal sebelum Taliban berkuasa, Afghanistan sangat mendorong perempuan terjun di banyak cabang olahraga.
Dulu perempuan lazim berkompetisi dalam turnamen-turnamen lokal dan nasional. Tapi sayangnya, sejak Taliban menguasai Afghanistan, semua berubah suram.
Awalnya mereka dilarang sekolah dan dikeluarkan dari universitas. Kemudian dibatasi untuk keluar rumah, serta dilarang pergi ke taman, pusat kebugaran, dan ruang publik lainnya.
Mereka juga wajib menutupi rambut dan wajah ketika keluar rumah. Taliban beralasan, aturan-aturan itu sudah sesuai dengan syariat Islam. Padahal Islam sangat menjunjung tinggi kaum perempuan dan kesetaraan.
Semoga Indonesia bisa mengambil pelajaran dari Afghanistan. KITA BERSAMA PEREMPUAN AFGHANISTAN!