Lagu “Bayar Bayar Bayar” dari band Sukatani ditarik dari peredaran. Walaupun di TikTok sih masih berseliweran lagu itu. Lagu milik Sukatani ini lagi viral banget. Liriknya cukup keras, mengkritik polisi yang sering ngelakuin pungutan liar (pungli). Penarikan lagu itu langsung disampaikan oleh dua personel band itu, Novi Citra Indriyati alias Twister dan Muhammad Syifa Al Luthfi alias Alectroguys.
Yang jadi aneh, saat menyampaikan penarikan itu, kedua personel Sukatani ini juga menyampaikan permintaan maaf kepada Kapolri. Gak tahu kapan dirilis lagu ini, tapi lagu ini udah ada di berbagai platform, kayak iTunes, Spotify, dan Youtube. Lirik lagu ini mengkritik praktik pungutan liar dan penyalahgunaan wewenang oleh oknum polisi.
Lagu “Bayar Bayar Bayar” mulai populer pada Januari 2025, diputar di berbagai media sosial, terutama TikTok dan Instagram. Banyak warganet yang relate sama lagunya. Soalnya liriknya sangat mewakili keresahan mereka pas ngadepin oknum polisi yang selalu ”minta bayaran”. Lagu ini jadi makin viral setelah pada 15 Februari akun TikTok @suarajalanan mengupload video rekaman sekelompok demonstran nyanyiin lagu ini di depan kantor kepolisian. Video ini langsung diliat jutaan views cuma dalam beberapa jam.
Puncaknya pada 20 Februari di depan Istana Negara saat aksi Kamisan dengan tagar Indonesia Gelap. Para peserta aksi menyanyikan lagu ini. Ada rencana juga suporter PSIM Yogyakarta mau nyanyiin lagu ini pas tanding melawan Bhayangkara FC. Sampe lah di hari ini, 21 Februari, Sukatani unggah video permintaan maaf mereka ke Kapolri dan Institusi Polri. Mereka bilang lagu itu sama sekali nggak berniat jelekin polisi secara keseluruhan. Melainkan cuma ngekritik oknum polisi yang suka melakukan pungli aja.
Sukatani Band juga umumin lagu ini bakal ditarik dari semua platform digital. Nggak tau pasti siapa yang ”menekan” kedua personel itu buat minta maaf. Karena Polri sendiri membantah mereka antikritik. Ini disampaikan oleh Humas Polri pada 22 Februari lalu. Humas Polri juga bilang, mereka selalu berusaha jadi organisasi modern dan terbuka. Asal, kritiknya disampein secara bertanggung jawab dan gaada unsur menggeneralisasi yang bisa menyesatkan publik. Belakangan lagu sudah resmi dihapus dari Spotify, Apple Music, dan Youtube.
Sedikit info tentang Sukatani ya. Sukatani ini band punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, yang dibentuk pada Oktober 2022. Nama Sukatani sendiri dipilih karena gambarin desa yang asri dan makmur. Mereka merilis satu album berjudul ”Gelap Gempita” dimana sekarang isinya Cuma 7 lagu dari yang awalnya ada 8. Sebagian besar lagu mereka banyak mengangkat isu politik, sosial, lingkungan. Sukatani punya ciri khas unik setiap manggung. Yaitu bagi-bagiin sayuran gratis ke penonton. Ini mereka lakukan sebagai simbol kepedulian terhadap isu lingkungan dan kesehatan.
Di Indonesia, kebebasan berekspresi dijamin oleh konstitusi, termasuk dalam hal bermusik. Kalau penarikan itu dilakukan atas tekanan, menjadi pertanda kebebasan berekspresi masih harus diperjuangkan. Emang sih liriknya keras banget, tapi apa iya sampe harus ditarik dari peredaran? Yuk selalu gaungkan kebebasan berekspresi!