Anak buah Rizieq Shihab ini nggak malu ya asal bunyi soal poligami. Masa dia ngutip data yang nggak jelas sumbernya buat ngedukung sikap dia yang pro poligami. Novel Bamukmin, anak buah Rizieq, tampil sebagai salah satu narasumber di program ‘Dua Sisi TVOne’ pada 23 Januari lalu. Tema yang dibahas kontroversi Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta yang dianggap memberi ruang bagi aparatur sipil negara DKI Jakarta untuk poligami. Novel bilang poligami itu melindungi kaum perempuan karena Islam itu Rahmatan lil alamin.
“Justru saya khawatir dan takut dengan adanya penolakan-penolakan poligami yang memang saat ini jumlah wanita lebih banyak,” kata Novel. “Perbandingan laki-laki dan perempuan itu 9:1,” katanya tanpa ragu. Novel juga menuduh perempuan yang menolak poligami sebagai penyebab kedzaliman terhadap perempuan lain. “Kalau satu lawan satu terus, bakal ada ketimpangan jumlah dan banyak perempuan yang terdzolimi!” lanjutnya. Dia juga menambahkan kalau perempuan punya hak buat “dikasih, dinafkahi, dan dibuahi.”
Narasumber lain, Husin Shihab, menyanggah pernyataan Novel. “Dari mana datanya?” gugat Husein. “Sebelum ngomong kayak gitu, kasih data yang valid!” lanjut Husein. Bukannya mengecek data yang dia kutip, Novel malah makin ngegas. “1:9! Coba buka data! Di dunia ini perempuan lebih banyak,” katanya tanpa malu.
Apa yang disampaikan Novel itu jelas-jelas ngaco ya! Jangan didengar, apalagi dipercaya. Klaim rasio perempuan jauh lebih banyak dari laki-laki itu nggak didukung data yang valid! Data demografi global nujukin jumlah perempuan relatif sama dibandingkan dengan jumlah laki-laki. CIA World Factbook 2020 nunjukkin rasio laki-laki di dunia itu 101 orang per 100 orang perempuan. Hasil Sensus Penduduk 2020 di Indonesia nunjukin rasio jumlah laki-laki 102 orang untuk setiap 100 orang perempuan. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 nunjukkin jumlah Laki-laki 50,52% dari total populasi di Indonesia, sementara perempuan 49,48%. Dengan kata lain, dari 100 orang di Indonesia, laki-laki sekitar 50 orang dan perempuan 50 orang.
Jadi, klaim rasio perempuan 9 orang sementara laki-laki 1 orang itu hasil mimpi di siang bolong. Kalau mau mendukung praktik poligami, yang pinter dikit dong. Jangan asal bunyi, alias asbun! Cari data valid sehingga nggak mudah untuk disanggah. Kalau pun jumlah perempuan jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki, itu juga bukan alasan untuk membenarkan poligami.
Poligami itu bukan solusi, apalagi untuk melindungi perempuan. Poligami justru merugikan perempuan karena posisi perempuan lebih rendah dari laki-laki. Kesetaraan yang menjadi dasar kebahagiaan dalam rumah tangga akan sulit didapatkan perempuan. Akibat ketimpangan relasi kekuasaan di dalam rumah tangga itu, perempuan rentan menjadi korban kekerasan di dalam rumah. Dan dampak negatif itu juga akan dirasakan anak-anak.
Kalau negara dan pemuka agama benar-benar peduli sama perempuan, jangan normalisasi poligami. Sebaliknya, kasih perempuan hak-haknya untuk mendapatkan pendidikan layak, bisa berkarier, dan mengembangkan kapasitas dirinya. Poligami itu merendahkan dan mengeksploitasi perempuan. Poligami bukan solusi untuk melindungi perempuan. Stop normalisasi poligami!