Hasto Dan Harun Masiku Terlibat ‘Barter Kasus’?

Published:

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, barter kasus sama Harun Masiku dengan imbalan jabatan? Kalo info ini benar, ‘drama politik’ di Indonesia makin panas nih ke depan. Info ini pertama kali muncul di kanal YouTube Tempodotco, tanggal 4 Januari kemarin. Dalam podcast itu, salah satu host menyampaikan bahwa dari dua sumber yang nggak bisa disebutkan namanya, Harun Masiku bantu Hasto buat nyelesain sebuah kasus. Terus, Harun Masiku dijanjikan sebuah jabatan sebagai anggota dewan. Kabarnya, Harun Masiku emang punya koneksi kuat sama petinggi Mahkamah Agung (MA).

Diduga dia bisa bantu urusin perkara di MA biar masalah Hasto selesai. Bahkan, ada rumor yang bilang kasus ini nyambung ke perkara besar kayak BLBI yang melibatkan banyak nama besar. Yang bikin geger, Ketua KPK, Setyo Budiyanto, nyebut sebagian uang suap Harun ke KPU ternyata iuran dari Hasto. Harun Masiku sendiri sudah lama susah dilacak. Ada dugaan Hasto ikut nge-backup Harun, salah satunya dengan nyuruh Harun buang dan rendam HP-nya biar jejak komunikasi ilang. Barangkali netizen bertanya-tanya kan, apa sih kepentingan Hasto buat bantu Harun Masiku?

Ternyata, karena ada kepentingan Hasto yang bisa dibantu Harun Masiku. Tapi, apa yang disampaikan tempo ini masih sekedar ‘ghibah politik’. Karena mereka nggak sebut identitas sumbernya. Kalo memang info Tempo itu benar adanya, ini jadi serius banget sih. Yang bikin tambah mencurigakan, Hasto mangkir dari panggilan KPK. Harusnya dia diperiksa tanggal 7 Januari, tapi malah nggak datang. Padahal dia sudah ditetapkan sebagai tersangka sebelumnya. Alasannya, Hasto lagi sibuk ngurusin persiapan ulang tahun PDIP. PDIP pun minta jadwal ulang pemeriksaan Hasto setelah tanggal 10 Januari.

Kasus ini makin panas karena kubu PDIP malah nuduh KPK ‘kriminalisasi’ Hasto. Bahkan dalam keriuhan kasus OCCRP kemarin, terdengar seruan dari kubu PDIP agar KPK lebih baik memfokuskan energi pada pembongkaran tuduhan tentang korupsi Jokowi daripada pada kasus Hasto. Juru bicara PDIP, Guntur Romli, bilang Hasto udah nitipin dokumen-dokumen soal skandal besar ke Connie Rahakundini Bakrie. Katanya, dokumen itu udah disimpan di notaris di Rusia. Isinya? Bukti tentang korupsi, penyalahgunaan wewenang, sampai pelemahan KPK. Bahkan Hasto juga bikin video yang isinya mengungkap berbagai skandal besar pejabat di Indonesia.

Tapi, pertanyaan kita, kenapa baru sekarang ngomongnya? Ini kan jadi terkesan Hasto gertak buat nyuruh KPK dan pemerintah kompromi sama kasus hukum yang menjerat dia. Kalau dia dibawa ke pengadilan, dia bahkan ancam mau bongkar semuanya. Kalo Hasto dan PDIP emang peduli sama korupsi di Indonesia, kenapa nggak dari dulu bersuara dan membukanya? Kenapa nunggu sampai tersandung kasus hukum dulu? Kita berharap Pak Hasto kooperatif dan memenuhi panggilan KPK. Kalo emang nggak salah, pasti nggak merasa terbebani dan mau mengikuti prosedur hukum seperti biasanya.

Kita semua menunggu Hasto dan kuasa hukumnya membuka semua bukti yang diklaim di pengadilan. Kita juga berharap KPK bekerja sesuai SOP selama ini dan nggak usah gentar. Publik menunggu penegakkan hukum untuk kasus yang menjerat Hasto ini. Publik perlu terus diyakinkan bahwa Indonesia adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan. Yuk, tegakkan supremasi hukum di Indonesia!

KATEGORI: PENCERAHAN

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img