Jakarta, PIS – Gelandang klub sepakbola Prancis, PSG, Idrissa Gueye sedang viral di media sosial. Pemain asal Senegal ini menolak bermain pada 15 Mei karena PSG menggunakan jersey putih dengan corak pelangi di nomor punggung. Pada pertandingan pekan itu klub-klub di Perancis tampil dengan kostum corak pelangi di nomor punggung. Itu sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas LGBTQ+ jelang International Day Against Homophobia, Biphobhia, and Transphobia yang jatuh pada 17 Mei. Gueye merupakan seorang muslim. Ia menolak menggunakan kostum tersebut karena bertentangan dengan ajaran agamanya. Ini kali kedua Gueye menolak bertanding.
Sejak klub-klub di liga Perancis bertartisipasi dalam kampanye anti diskriminasi terhadap LGBTQ. Tahun lalu Gueye beralasan menderita flu perut. Penolakan Gueye mendapat respons negatif dari sejumlah pihak. Politikus Prancis, Valerie Pecresse, meminta PSG menghukum Gueye. Menurut Pecresse pemain sepak bola adalah sosok identitas generasi muda. Mereka memiliki kewajiban untuk memberi contoh. “Penolakan Gueye bergabung dalam perang melawan homophobia tidak bisa dibiarkan tanpa sanksi” ucap Pecresse. Desakan untuk menghukum Gueye juga datang dari Rouge Direct. Sebuah organisasi di Prancis yang menentang homofobia dalam olahraga. Mereka juga mendesak PSG dan Liga Profesional Prancis (LFP) menghukum Gueye.
Menurut pihak Rouge Direct, Homofobia bukan sebuah opini, tapi sebuah kejahatan. “LFP dan PSG harus mendesak Gueye untuk memberikan pernyataan. Memberi hukuman jika diperlukan,” tulis pihak Rogue Direct. Namun Gueye mendapat dukungan dari presiden Senegal Macky Sall. “Saya mendukung Idrissa Gana Gueye. Keyakinan agamanya harus dihormati,” cuit presiden Senegal tersebut. Keyakinan agama Gueye perlu dihormati. Tapi diskriminasi terhadap LGBT juga harus dihapuskan. Ayo hapus segala bentuk diskriminasi, kepada siapa pun!