Jakarta, PIS – Deddy Corbuzier akhirnya menghapus tayangan YouTubenya yang bertema LGBT. Konten YouTube Deddy itu menghadirkan pasangan gay Ragil dan Fred. Kisah Ragil dan pasangannya itu dinilai mempromosikan LGBT Indonesia. Penghapusan tayangan dilakukan setelah tagar #UnsubscribePodcastCorbuzier trending di Twitter. Deddy dikabarkan kehilangan 100 ribu subscribers di YouTube dan 50 ribu followers di Instagram. Gus Miftah yang dikenal sebagai pembimbing keagamaan Deddy juga turut memberikan komentar. Menurutnya niat Deddy agar masyarakat tak terjerumus LGBT, tapi tak tersampaikan dengan baik. Gus Miftah juga menyarankan agar Deddy mengaku salah dan menghapus video itu. Menko Polhukam Mahfud MD juga memberikan tanggapan.
Mahfud tak setuju dengan LGBT, namun tidak ada hukum Indonesia yang bisa menjerat Deddy. “Mau dijerat dengan UU nomer berapa Deddy dan pelaku LGBT?” katanya. Menurut Mahfud, Nilai-nilai Pancasila itu belum semua menjadi hukum. Demokrasi harus diatur dengan hukum atau istilahnya nomokrasi. LGBT dan penyiarnya itu belum dilarang oleh hukum. Jika ada pihak yang ngotot ingin menghukum mereka, hal tersebut bisa melanggar asas legalitas. Justru mereka melakukan tindakan yang sewenang-wenang. Makanya menurut Mahfud, ber-Pancasila bukan hanya berhukum, tapi juga bermoral.
Ini adalah negara demokrasi, siapa pun boleh saling berekspresi asal tidak melanggar hukum. Terkait dengan sanksi pelanggaran moral, menurut Mahfud sanksinya adalah sanksi otonom. Yaitu berupa derita batin, misalnya dibully, dikucilkan, ditinggalkan penggemar dan sebagainya. Jika publik menghendaki adanya payung hukum, kata Mahfud, maka palunya ada di DPR. Menurutnya, Pemerintah sudah mengajukan konsep tentang payung hukum itu. Tetapi DPR dan Civil Society Organization (CSO) belum bersepakat. Peraturan tentang LGBT memang perlu dibentuk. Tapi jangan sampai mendiskriminasi kelompok LGBT. AYO DUKUNG KEADILAN BAGI SEMUANYA!
