Jakarta, PIS – Pelecehan seksual berkedok staycation yang dialami buruh perempuan, ternyata cuma puncak gunung es. Banyak tindakan pelecehan seksual yang tidak terlihat di permukaan. Ini terungkap dari pernyataan tokoh buruh, Said Iqbal. Selain ajakan staycation, kata Said, ada 2 jenis pelecehan seksual lain yang sering dialami buruh perempuan.
Pertama, pelecehan verbal. Memang, dalam kasus ini pelaku lebih melakukan intimidasi dengan ucapan ketimbang melakukan pelecehan seksual secara fisik. Contohnya, “Kamu (pekerja perempuan) bisanya cuma pamerin badan aja, kerja nggak becus”.
Kedua, pelecehan berupa ajakan untuk sekedar menemani atasan makan atau jalan-jalan. Tapi setelah itu buruh perempuan ditinggal begitu saja. Kata Said, pelecehan seksual terhadap buruh perempuan tidak cuma terjadi di Cikarang. Tapi juga di Tangerang, Mojokerto, Sidoarjo, Makassar, Banjarmasin, dan berbagai kota besar lain di Indonesia.
Riset LSM Perempuan Mahardhika pada 2017 di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) juga menunjukkan hal yang sama. Sejak tahun itu, sudah terungkap ada 9 kasus buruh perempuan yang diajak kencan berorientasi seksual oleh atasan perusahaan di KBN.
Sayangnya, kasus-kasus itu tidak ada yang diadvokasi karena para korban takut kehilangan pekerjaan. Hasil riset itu juga menunjukkan 437 buruh perempuan di KBN mengaku pernah jadi korban pelecehan dan kekerasan seksual. 358 korban di antaranya mengaku pernah mengalami pelecehan verbal dan 331 di antaranya mengalami pelecehan fisik.
Mirisnya, pelecahan seksual itu sudah terjadi berkali-kali dan bertahun-tahun. Mudah-mudahan pelecehan seksual terhadap buruh perempuan, apapun bentuknya, bisa segera diakhiri. Para pelakunya diseret ke pengadilan dan divonis dengan sanksi seberat-beratnya. LAWAN PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP BURUH PEREMPUAN!