Jakarta, PIS – Provokasi yang mengancam kerukunan antar umat beragama kembali terjadi. Kali ini diucapkan oleh tokoh agama Hindu di India, Pendeta Yati Narsingh Anand Saraswati. Dia meminta umat Hindu bersatu dan merebut Ka’bah. Ka’bah adalah bangunan suci di Masjidil Haram di Mekkah yang menjadi kiblat arah bagi umat Islam.
“Sekarang telah tiba waktunya untuk menyatukan seluruh dunia melawan Islam dan jihadnya, kita harus mengambil alih kuil di Mekah”, katanya. Narsingh Anand bilang Ka’bah adalah kuil suci Hindu yang harus direbut dari umat Islam. Ka’bah, katanya, adalah kuil Mecceshwar Mahadev.
Dia juga bilang air zamzam yang ada di Mekkah adalah sungai Gangga. Narsingh Anand adalah Pendeta sayap kanan Hindu India yang sangat kontroversial. Salah satu seruannya adalah menghancurkan masjid-masjid, dan meledakkan madrasah dan Universitas Muslim Aligarh.
Narsingh Anand juga terlibat dalam beberapa insiden kekerasan dan penyerangan terhadap umat Islam. Dia pernah ditangkap polisi karena menyebut Muslim sebagai “setan”, dan mengancam akan “melenyapkan” umat Islam. Parahnya, provokasi Narsingh Anand sering mendapat dukungan dari Partai Bharatiya Janata (BJP).
BJP adalah Partai politik sayap kanan di India yang saat ini berada di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Partai ini seringkali mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diskriminatif terhadap minoritas di India, seperti Muslim dan Dalit (orang kasta rendah).
Politisi BJP, Tejasvi Surya, secara terbuka mendukung pernyataan Narsingh Anand untuk merebut Kabah dan menyebutnya sebagai “pahlawan nasional”. Ada juga Kapil Mishra yang ikut mengkampanyekan penggalangan dana untuk “menghapus Islam dan Muslim dari muka bumi.”
Kebencian dan diskriminasi atas nama agama seringkali menimpa kelompok minoritas tak hanya di India tapi juga di beberapa negara. Tokoh agama menjadi salah satu aktor terjadinya kekerasan atas nama agama yang mengancam kerukunan umat beragama. YUK LAWAN INTOLERANSI!
