Sekelompok Orang Minang di Cirebon Razia Rumah Makan Padang

Published:

Yang boleh jualan nasi Padang harus orang Padang aja? Serius? Jadi, di Cirebon ada razia ke salah satu rumah makan Padang. Di video yang viral, terlihat sekelompok orang Minang mencopot label “masakan Padang” di warung itu. Alasan mereka pemilik warung itu bukan orang Minang dan harga menunya mulai dari Rp 8.000. Kabarnya, pemilik rumah makan itu orang Jogja dan Tegal. Harga murah di rumah makan itu “ngebahayain” bisnis asli Minang, kata mereka. Ketua Persatuan RM Padang Cirebon, Eriyanto, bilang udah ada 20 RM Padang murah berdiri di Cirebon. Dia nggak anti orang daerah lain jualan nasi Padang. Tapi, khawatir kalau harga miring bisa matiin usaha asli Minang. Menurutnya, tujuan razia ini buat ‘kebaikan bersama’ dan menjaga bisnis kuliner Minang di Cirebon.

Netizen merespons negatif aksi itu. “Sekumpulan orang ga jelas yang mengklaim masakan sukunya hanya boleh dibuat oleh suku nya sendiri. What a downgrade,” tulis netizen.
“Ga semua orang minang jualan nasi, ada yang makanan etnis lain. Kalo mereka razia juga kalian mau apa? Sama sama ga bisa cari rezeki kan?” tulis netizen lain. “Nasi kucing yang jual bukan kucing,” kelakar netizen.

Aksi sekelompok orang Minang itu jelas nggak bisa dibenarkan. Masakan Padang sudah kadung dikenal dan dinikmati lebih luas. Karena itu, wajar kalo ada pengusaha yang ingin memanfaatkan peluang itu. Terlepas dia orang Minang atau bukan. Makanan itu kan produk budaya.

Namanya budaya, ya pasti saling pinjam dan saling pakai. Soal harga murah, ya itu kan bisa disiasati. Maksudnya, setiap produk kan ada pangsa pasarnya masing-masing. Artinya, orang Minang yang jualan nasi Padang pasti nggak bakal kehilangan konsumen kalo tetap menjaga kualitas dan rasa masakan. Lagian, orang Minang itu kan terkenal sebagai perantau. Namanya perantau, nggak pernah takut berkompetisi mencari rezeki dengan cara yang baik.

Yuk, bersaing dengan sehat!

Artikel Terkait

Terbaru

spot_img